Rangsang petani, pemerintah tetapkan harga jual kedelai Rp10.000/kg

Senin, 19 September 2022 | 18:40 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan instansi teknis terkait dan badan usaha milik negara (BUMN) menyerap hasil panen kedelai di tingkat petani dengan menetapkan harga jual Rp 10.000 per kilogram (kg). Selain itu, menekan impor kedelai dengan cara memperluas areal tanam dan penetapan harga kedelai di tingkat petani.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Presiden Jokowi memimpin rapat bersama jajarannya membahas tata Kelola dan peningkatan produktifiktas kedelai di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/9/2022).

Dalam rapat tersebut, Jokowi mendorong segenap jajarannya untuk meningkatkan produksi kedelai nasional, sehingga kebutuhan kedelai dalam negeri tidak 100% bergantung impor. "Bapak Presiden ingin agar kedelai itu tidak 100% tergantung impor karena dari hampir seluruh kebutuhan yang 2,4 (juta ton) itu produksi nasionalnya kan turun terus," ujar Airlangga.

Presiden berpendapat, pemerintah perlu mengintervensi harga kedelai agar petani tidak dirugikan. Atas hal ini, Presiden meminta BUMN membeli hasil panen kedelai dari petani dengan harga yang telah ditentukan. "Jadi untuk itu, untuk mencapai harga itu nanti ada penugasan dari BUMN agar petani bisa memproduksi. Itu di harga Rp 10.000 (per kilogram)," imbuh Airlangga.

Rendahnya harga jual, sambung Airlangga membuat petani menjadi enggan menanam kedelai. Hal inilah yang menjadi salah satu kendala peningkatan produksi kedelai di dalam negeri.

Menurut Airlangga, petani tidak bisa menanam kedelai jika harganya di bawah Rp 10.000 per kg karena akan kalah dengan harga impor dari Amerika Serikat yang hanya Rp 7.700 atau bahkan lebih murah.

"Jadi kita di 2018 misalnya kita produksinya di 700.000 hektare (ha), nah sekarang di 150.00 ha. Jadi kalau petani disuruh milih tanam jagung atau kedelai, ya mereka larinya ke jagung semua. Nah sekarang kita kan ingin semua ada mix, tidak hanya jagung saja tetapi kedelainya juga bisa naik," jelasnya.

Arahan kedua, Jokowi mendorong agar petani menggunakan bibit unggul yang telah direkayasa secara genetik atau genetically modified organism (GMO). Dengan menggunakan bibit tersebut, diharapkan produksi kedelai per hektarenya bisa melonjak beberapa kali lipat. "Penggunaan GMO itu produksi per hektarenya itu bisa naik dari yang sekarang sekitar 1,6-2 ton per hektare, itu bisa menjadi 3,5-4 ton per hektare," katanya.

Langkah berikutnya, pemerintah menyiapkan anggaran untuk perluasan lahan tanam kedelai dari yang sekarang sekitar 150.000 ha menjadi 300.000 ha, dan berlanjut menjadi 600.000 ha pada tahun depan. Pemerintah berupaya mengejar target 1 juta hektare produksi dalam beberapa tahun ke depan.

"Itu anggarannya sudah disiapkan sekitar Rp 400 miliar dan tahun depan juga akan ditingkatkan dari 300.000 menjadi 600.000 ha, existing sekitar 150.000 ha. Dengan demikian maka produksi itu, angka target produksi 1 juta ha dikejar untuk 2-3 tahun ke depan," pungkasnya.kbc11

Bagikan artikel ini: