Sosialisasikan empat pilar kebangsaan ke warga Pasuruan, Mufti Anam ajak gotong royong bangkit dari pandemi

Rabu, 21 September 2022 | 13:26 WIB ET

PASURUAN – Anggota MPR RI Mufti Anam mengajak masyarakat untuk terus memperkuat modal sosial berupa gotong royong agar Indonesia bisa semakin pulih dan bangkit dari dampak pandemi Covid-19. Mufti menyebut gotong royong sebagai nilai yang terkandung dalam Pancasila.

“Indonesia punya Pancasila sebagai dasar negara, falsafah bangsa, di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang digali Bung Karno dari tradisi dan kearifan rakyat, salah satunya adalah gotong royong,” ujar Mufti saat menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan di Kecamatan Rejoso, 18 September 2022z

Mufti mengatakan, lebih dari dua tahun pandemi memang telah memukul berbagai sektor kehidupan, mulai dari kesehatan, pendidikan, sosial, hingga ekonomi. Saat ini, imbuh politisi PDI Perjuangan itu, Indonesia memasuki fase pemulihan. Pandemi secara bertahap bisa dikendalikan dengan gotong royong banyak pihak. Untuk bisa mengakselerasi fase pemulihan, Mufti mengajak warga menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar Kebangsaan.

“Dengan pesan-pesan yang terkandung dalam empat pilar kebangsaan, Insya Allah kita bisa pulih lebih cepat, bisa bangkit lebih kuat,” ujar Mufti.

Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Konsolidasi empat pilar ini pertama kali dilakukan oleh Almarhum Taufiq Kiemas saat tokoh kelahiran Sumatera itu menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2009-2014.

Mufti memaparkan, salah satu dari empat pilar itu adalah Pancasila, ideologi bangsa, falsafah hidup, dan dasar negara, yang digali Bung Karno dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Pancasila pertama kali dicetuskan Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945 pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tanggal itu kemudian dikenal luas sebagai Hari Lahir Pancasila.

“Dari Pancasila, kita bisa menggali nilai gotong royong yang bisa diimplementasikan dalam pemulihan pasca pandemi. Misalnya bagaimana kita bersama-sama membantu tetangga kanan-kiri. Lalu gotong royong membantu usaha teman dengan membeli produk yang mereka jual. Itulah namanya gotong royong,” jelasnya.

Gotong royong juga bisa diwujudkan dengan terus menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama. Meski berbeda agama, kita berada dalam satu rumah besar bernama Indonesia. “Mari bersama-sama bergotong royong, tidak memandang latar belakang suku atau agama, semuanya harus kompak dan rukun untuk kemajuan Indonesia,” pungkas mantan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) tersebut.

Bagikan artikel ini: