Jokowi bakal setop ekspor timah RI, ini alasan
JAKARTA, kabarbisnis.com: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bakal menyetop ekspor timah dan tembaga.
Sebelumnya, dia menyebut kebijakan ini sudah diterapkan untuk komoditas nikel.
"Kita setop lagi (ekspor) timah, tembaga, kita setop lagi lagi bahan- bahan mentah yang kita ekspor mentahan," kata Jokowi dalam dalam UOB Annual Economic Outlook 2023 di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022).
Dia menuturkan, langkah menyetop ekspor bahan mentah terbukti memberi lebih banyak benefit.
Misalnya, hasil ekspor timah dalam bentuk mentah hanya menghasilkan US$1,1 miliar atau sekitar Rp15 triliun. Namun ketika ekspor bahan mentah dihentikan, pendapatannya berlipat ganda.
"Nikel duku kita setop ramai orang datang ke sama, semua menyampaikan, pak hari-hari pak nanti ekspor anjlok. Nikel setiap tahun pada saat ekspor mentah kira-kira 4 tahun lalu hanya US$1,1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun. Begitu kita hentikan, coba cek tahun 2021, US$20,9 miliar. Meloncat dari US$1,1 miliar ke US$20,9 miliar," tutur mantan Walikota Solo itu.
Oleh karena itu Jokowi terus mendorong adanya program hilirisasi.
Dia berpesan agar Indonesia tidak terus-menerus menjual komoditas dalam bentuk mentah.
Jokowi memberi contoh perkembangan yang terjadi di Maluku Utara. Perekonomian di daerah tersebut meningkat 27% setelah berhenti mengekspor komoditas dalam bentuk mentah.
"Karena saya kemarin baru saja dari Maluku Utara. Saya cek berapa pertumbuhan ekonomi di sana, 27%. Dari mana ini, saya cek di BI, Pemda, bisa 27% ini dari mana? Saya awalnya nggak percaya, tapi oh bener dulu ekspor hanya raw. Sekarang ada industri smelter di sana," tutur Jokowi. kbc10
Paling Banyak Dikeluhkan, Granostic Hadirkan Layanan Pain Management Center
Jelang Konggres XXV di Bandung, Inilah Harapan Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim
Nilai Transaksi Kripto Menyusut pada Januari - Agustus 2023
The Fed Diramal Bakal Kerek Suku Bunga Jadi 5,75 Persen di Akhir Tahun
Hindari 'Penjajahan' Teknologi, RI Harus Segera Geber 5G