Pandemi Covid-19 melandai, pengembangan jargas dilanjut kembali

Jum'at, 30 September 2022 | 19:18 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal melanjutkan kembali pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga yang sebelumnya terhenti akibat pandemi Covid-19.

Anggaran instalasi jargas direalokasi untuk penanganan pandemi. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, Kementeriannya sedang memetakan wilayah strategis yang bakal menjadi sasaran prioritas pemasangan jargas rumah tangga.."Jargas jalan, kemarin agak terganggu karena anggaran Covid-nya terbatas," kata Arifin Tasrif, Jumat (30/9/2022).

Pembangunan jaringan distribusi Jargas ditargetkan mencapai 4 juta sambungan rumah (SR) pada tahun 2024. Untuk itu, Pemerintah mendorong kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) mulai tahun 2022. Arifin menyebut, sambungan jargas akan dipasang di wilayah stategis agar mempercepat proses pelaksanaan. "Nanti akan dipetakan wilayah strategisnya di mana," ujarnya.

Adapun Kementerian BUMN menargetkan pembangunan 300.000 jaringan gas (jargas) baru untuk rumah tangga sampai akhir tahun ini. Program ini rencananya akan dilaksanakan berbarengan dengan program konversi kompor elpiji 3kg menjadi kompor listrik induksi yang resmi dibatalkan.

Pada 2020 pemerintah menargetkan pembangunan jargas sebanyak 266.070 SR. Namun lantaran sebagian dananya dialihkan untuk penanganan Pandemi Covid-19, realisasi jargas yang akan dibangun hanya 127.864 SR di 23 kabupaten/kota dengan dana sekitar Rp 1,4 triliun. Rencananya, skema KPBU akan mulai dilaksanakan tahun 2022, setelah dilakukan penjajakan minat pasar pada 2021.

Skema KPBU ini menyasar daerah-daerah yang cukup ekonomis untuk dibangun jargas oleh badan usaha. Kebutuhan gas untuk jargas relatif kecil di mana 0,1 MMSCFD dapat digunakan untuk memenuhi 10.000 SR.

Hingga 2019, total jargas yang terbangun mencapai 537.936 SR. Terdiri dari 400.269 SR atau 74,41% dibangun pemerintah melalui dana APBN. Kemudian ada 132.982 SR atau 24,72% dipasang oleh PT Perusahan Gas Negara dan 4.685 SR atau 0,87% dibangun oleh PT Pertamina.kbc11

Bagikan artikel ini: