Harga BBM naik, tingkat hunian hotel hingga belanja oleh-oleh ikut terusik
JAKARTA, kabarbisnis.com: Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal September 2022 lalu selain berdampak pada penurunan tingkat keterisian (okupansi) hotel juga membuat aktivitas belanja oleh-oleh oleh masyarakat menyusut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno pun akan melakukan kalkulasi secara detail dampak kenaikan BBM ke sektor parekraf.
"Kita lagi menghitung pekan depan sudah bisa dirilis dampak kenaikan harga BBM ini terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno" di Gedung Kemenparekraf, Jakarta, Senin (3/10/2022).
Menurutnya, dampak harga BBM yang naik bakal terasa ke penurunan tingkat keterisian atau okupansi hotel, dan juga pembelian oleh-oleh.
"Tidak hanya berdampak pada penurunan tingkat occupancy rate di hotel, tapi juga ada tingkat penurunan konsumsi oleh-oleh, kriya terutama," katanya.
Sandi menambahkan, data tersebut nanti akan disampaikan secara detail pada kesempatan 'The Weekly Brief With Sandi Uno' berikutnya.
"Kami yakin bahwa kekuatan perekonomian Indonesia adalah ekonomi domestik. Jadi, kita akan menyikapi potensi resesi ini dengan penguatan UMKM, karena resesi ini adalah susah cari kerja, tidak ada lowongan kerja, banyak pengangguran, sehingga harus diselesaikan dengan pemberdayaan UMKM," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran menyebut kenaikan harga BBM ikut mempengaruhi biaya operasional yang harus dikeluarkan industri perhotelan, serta ditafsir bisa menurunkan permintaan pasar yang baru saja membaik pascapandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu.
"Kenaikan BBM itu pada sektor perhotelan ada dua hal, satu dari sisi operational cost, yang kedua dari sisi marketnya," ungkapnya.
Dari sisi operasional, kenaikan harga BBM berpengaruh langsung pada sektor transportasi. Inilah yang akan berdampak pada meningkatnya biaya operasional hotel dari pasokan bahan pokok.
"Kita itu kan punya berbagai macam supply untuk kebutuhan hotel, salah satunya bahan pokok. Jadi kalau dampak BBM meningkatkan harga bahan pokok, iya akan berdampak, operational costnya akan meningkat lagi," ujarnya.
Belum lagi untuk keperluan amenities hotel seperti sabun, sandal, bahkan genset hotel. Semua hal ini terkena dampak langsung dari naiknya harga BBM.
Menurut Yusran, kenaikan tarif BBM bisa saja memengaruhi jumlah tamu yang akan menginap di hotel.
"Okelah operational cost meningkat, lalu bagaimana dengan demand-nya? Demand itu dilihat dari daya belinya karena bagaimanapun yang namanya pariwisata itu membutuhkan daya beli masyarakat dulu," kata Yusran. kbc10
Ketua Kadin Surabaya Beri Apresiasi Keberhasilan Program Wirausaha Merdeka 2023 di PPNS
Perkuat Pesan Perusahaan Bagi Karyawannya, LG Gelar Life's Good Day Campaign di Indonesia
McDonald's Indonesia Hadirkan Mainan Baru Lewat Happy Meal Adopt Me
BSA Beri Edukasi Tentang Branding dan Pemasaran pada Ratusan UMKM di Surabaya
OJK Setop Pembukaan Izin Usaha Baru untuk BPR