Raburi, resto makanan Jepang yang pikat para mahasiswa UC
SURABAYA, kabarbisnis.com: Kembali dibukanya perkuliahan secara fisik atau offline seiring mulai melandainya pandemi Covid-19 membuat aktivitas di kampus-kampus kembali menggeliat.
Salah satu yang tidak bisa dipisahkan adalah bisnis food and beverage (makanan dan minuman) di lokasi kampus sebagai jujugan para mahasiswa.
Peluang ini pula yang dibidik Raburi yang membuka gerai di area kampus Universitas Ciputra (UC) Surabaya, tepatnya di area komersial UC Boulevard Tower Berkeley.
Kawasan ini memang sejak sekitar dua bulan terakhir marak dibuka gerai makanan dan minuman guna melayani kebutuhan para mahasiswa UC. Ada sekitar 20 gerai di area ini.
Menurut CEO Raburi, Bagus Ariawan, sejak ada informasi bahwa perkuliahan di UC yang notabene salah satu perguruan tinggi swasta favorit di Surabaya tersebut akan dilakukan secara offline, dia langsung tertarik untuk membuka usaha di sini.
"Kebetulan kami memiliki unit komersial di apartemen ini, dan pertimbangan kami daripada disewakan mending buka usaha sendiri," katanya di sela melayani pembeli yang hampir semua mahasiswa UC, Selasa (18/10/2022).
Dia melihat, bisnis kuliner yang dibukanya memiliki captive market yang jelas, yakni mahasiswa UC, yang rata-rata traffic setiap harinya mencapai 4.000-4.500 orang mahasiswa. Mereka tentu akan membutuhkan makanan dan minuman di sela istirahat kuliah, atau nongkrong bersama teman-temannya.
Potensi kedua adalah penghuni apartemen yang juga tentu membutuhkan makanan dan minuman setiap harinya.
Namun demikian, kata Bagus, pasar yang segmented membuat pihaknya juga harus pintar menyesuaikan produk yang digemari dan menjangkau konsumen.
"Kenapa saya memilih makanan ala Jepang, karena makanan-makanan ini banyak digemari anak-anak muda. Apalagi bisa dikatakan ini fastfood, yang notabene cepat mengolahnya dan cepat layanannya. Karena para mahasiswa kan juga harus ada aktivitas lain, jadi layanan kita harus cepat," beber Bagus.
Dan yang tak kalah penting, menurut dia, adalah harga yang sesuai dengan kantong mahasiswa.
"Kami ada survei kecil-kecilan berapa rata-rata spending mahasiswa di sini untuk belanja makanan dan minuman. Hasilnya rata-rata sekitar Rp 50.000 - Rp 60.000 per sekali makan. Makanya harga menu di Raburi di sini kami patok di kisaran Rp 30 ribu - Rp 40 ribuan," ulasnya.
Beberapa menu yang ditawarkan di Raburi sendiri antara lain Shirokara Ramen, Jjigae Ramen, Donburi, serta beberapa pilihan snack ala Jepang.
Guna menarik pembeli, selain kebersihan yang terus dijaga, juga pihaknya mewadahi pada kreator seperti fotografer dan seniman untuk memajang karya-karyanya di gerai Raburi. Ini cukup membuat banyak pembeli kerasan.
Untuk kapasitas pengunjung, Bagus menyebut, untuk di dalam gerai sendiri ada sekitar 25 kursi, ditambah ada sekitar 20-an kursi di depan gerai yang memang disediakan secara bersama oleh pengelola UC apartemen.
"Kalau setiap gerai ada sekitar 20 kursi yang di depan berarti mungkin ada sekitr 200-an kursi yang disiapkan pengelola kawasan," ungkapnya.
Bagus bersyukur, meski jam operasionalnya menyesuaikan aktivitas kampus, yakni mulai jam 9.00 pagi hingga 17.00 sore dan tutup di hari Minggu, rata-rata dia mampu menjual 100 pack per hari.
Dengan kenyataan itu, dia optimis ke depan kawasan UC akan menjadi salah satu favorit untuk kuliner, bukan saja mahasiswa atau penghuni apartemen, namun juga masyarakat sekitar.
"Namun untuk bisnis ini, kami belum berfikir untuk mengembangkan ke daerah lain. Saat ini masih fokus di UC. Namun tak menutup kemungkinan akan menambah gerai dengan segmen kampus juga," ujar Bagus. kbc7
Siap geber banyak proyek baru, Pakuwon Group tawarkan promo langka
Pengumuman! Menteri hingga bupati dilarang gelar buka puasa bersama
Ada kartu kredit dan debit berbahan emas, seperti apa?
Larangan pejabat dan ASN bukber bisa ganggu konsumsi RI
The Fed naikkan suku bunga, begini dampaknya ke ekonomi RI