BI 7-day reverse repo rate terus naik, Bank Mandiri mulai pertimbangkan kerek bunga kredit

Kamis, 27 Oktober 2022 | 08:11 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank Indonesia (BI) terus mengerek BI 7-day reverse repo rate dan saat ini bertengger di level 4,75 persen. Padahal, sejak Februari 2021 - Juli 2022 tertahan di level 3,5 persen. Hal ini membuat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mulai mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga kredit.

Hingga akhir 2022, manajemen Bank Mandiri memperkirakan suku bunga acuan BI itu masih akan terus tumbuh menjadi sekiar 5,5 persen. Dan diprediksi terus naik hingga per akhir Desember 2023 berada di level 5,75 persen.

"Memang kami melihat adanya potensi untuk menaikkan suku bunga kredit khususnya, terkait dengan beberapa debitur-debitur yang menggunakan reference rate," kata Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo saat konferensi pers secara daring, Rabu (26/10/2022).

Sigit menekankan, hingga kini Bank Mandiri memang belum mengambil keputusan untuk mengimbangi tren kenaikan suku bunga acuan BI itu, sebab manajemen katanya hingga kini masih mengkaji kenaikan suku bunga kredit maupun dana pihak ketiga (DPK).

Sebelum menaikkan suku bunga, Sigit memastikan, Bank Mandiri akan memperhatikan sejumlah hal, terutama kesehatan keuangan para debitur saat ini. Ini katanya akan sangat memengaruhi kualitas kredit maupun permintaan dari kredit di pasaran.

"Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan pada saat kita akan melakukan repricing tersebut, antara lain tentu kita harus memperhatikan kesehatan keuangan debitur," ujar Sigit.

Dalam jangka pendek, Sigit menekankan, sebagian kredit Bank Mandiri terutama di segmen wholesale akan mengikut tren kenaikan suku bunga acuan yang bergerak di pasar Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) atau kini Indonesia Overnight Index Average (IndoNIA) serta Secured Overnight Financing Rate (SOFR).

"Di segmen wholesale akan mengikuti kenaikan tren suku bunga acuan yang tadi kami sebutkan JIBOR dan SOFR. Sedangkan suku bunga yang bersifat tetap atau fixed tentu ini tidak sensitif terhadap kenaikan suku bunga," tuturnya.

Adapun untuk bunga DPK, Sigit menjelaskan, hingga saat ini Bank Mandiri masih memantau kondisi likuiditas di pasar untuk menjadi acuan dalam menentukan strategi penyesuaiannya.

"Namun hingga saat ini kondisi LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank Mandiri masih relatif baik, yakni secara bank only ini masih di level 83 persen. Oleh karenanya masih memberikan ruang dalam pengendalian kenaikan suku bunga DPK," kata Sigit. kbc10

Bagikan artikel ini: