BI: Perlu upaya ekstra untuk mendorong kinerja ekonomi Jatim

Selasa, 15 November 2022 | 19:01 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Rizki Ernadi Wimanda menegaskan bahwa perkembangan Ekonomi Indonesia saat ini menunjukkan pemulihan. Kinerja Ekonomi Jawa Timur pada triwulan III/2022 tumbuh positif sebesar 5,584 (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan Il/2022 (5,7696 yoy).

"Di tengah divergensi tingkat pemulihan global dan eskalasi ketidakpastian global, perlu upaya ekstra untuk mendorong kinerja ekonomi Jawa Timur yang berdaya tahan dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional," kata Rizki Ernadi Wimanda saat acara Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur: "Jatim Talk" yang digelar oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jatim di Surabaya, Selasa (15/11/2022).

Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan menjaga tingkat inflasi dalam negeri. Langkah ini dilakukan karena ekonomi Jatim sebagian besar ditopang oleh industri pengolahan yang mencapai 30, 12 persen.

"Industri ini sangat tergantung demand, baik demand dalam negeri ataupun luar negeri. Nah, demand dalam negeri ini sangat kuat untuk menyuplai Jatim dan seluruh Indonesia. Dan konsumsi domestik itu berhubungan dengan daya beli, makanya yang perlu dijaga adalah tingkat inflasi, jangan sampai tinggi. Karena inflasi tinggi akan menggerus daya beli sehingga BI bekerjasama dengan TPID untuk menjaga inflasi pangan jangan terlalu tinggi, maksimal 5-6 persen. Sementara inflasi inti jangan sampai lebih dari 4 persen," terang Rizki panjang lebar.

Untuk itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan lembaga terkait lainnya, berupaya untuk mendorong optimalisasi potensi dan memperkuat resiliensi ekonomi Jawa Timur.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur mengadakan agenda Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) bertajuk "Jatim Talk" yang membahas perkembangan ekonomi Jawa Timur terkini, potensi ekonomi Jawa Timur, serta strategi untuk memperkuat resiliensi ekonomi Jawa Timur hari ini.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Kanwil DJPB Jatim, Konsulat Jenderal Jepang dan Morocco, Deputi Kepala Perwakilan OJK Jatim, Regional CEO BRI Kanwil Surabaya, Regional CEO Bank Mandiri Jawa Timur, Regional CEO BSI Kanwil Surabaya, Pimpinan Wilayah BNI Jawa Timur, Ketua GINSI Jatim, serta perwakilan Asosiasi Pelaku Usaha, Korporasi, dan Akademisi.

Resiliensi Ekonomi Jawa Timur di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Global tersebut, juga dihadiri oleh narasumber yang ahli di bidangnya yang mengupas potensi dari lapangan usaha utama penopang perekonomian Jawa Timur serta strategi mengoptimalkannya guna mendukung resiliensi ekonomi Jawa Timur di tengah tantangan perekonomian global dan nasional.

"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan awareness stakeholder daerah terkait perkembangan ekonomi Jawa Timur terkini, sekaligus sebagai forum diskusi untuk merumuskan rekomendasi strategis yang implementatif untuk mendukung keberlanjutan perbaikan ekonomi Jawa Timur," ujar Rizki E.

Pada kesempatan tersebut, Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede meng-highlight kondisi ekonomi global yang diperkirakan tumbuh melambat dari prediksi sebelumnya. Perlambatan pemulihan ekonomi ini diakibatkan adanya distrupsi dari sisi permintaan akibat ketegangan politik Rusia-Ukraina.

"Bayang-bayang terjadinya resesi secara global memperlambat laju pertumbuhan ekonomi serta menekan investasi dan permintaan pasar. Perkembangan ekonomi Jawa Timur menunjukkan pemulihan yang signifikan ditandai dengan pemulihan sektor ekonomi utama, peningkatan mayoritas komponen PDRB dari sisi pengeluaran, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta progres dari PMA dan PMDN yang cenderung lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Prof.Candra Fajri Ananda SE.M.Sc.Ph.D selaku Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya menerangkan bahwa pemulihan ditunjukkan melalui penguatan beberapa sektor utama, pertumbuhan positif di berbagai provinsi, serta sisi konsumsi dan produksi yang cukup kuat.

"Di tengah risiko ketidakpastian global yang eskalatif, beberapa strategi dilakukan yaitu dengan mengoptimalkan APBN sebagai shock absorber dan penguatan efektivitas anggaran untuk peningkatan produktivitas dan daya saing," ungkap Prof. Candra.

Pemulihan ekonomi Jawa Timur terus bergeliat dengan pertumbuhan di sektor transportasi dan pergudangan, menurunnya tingkat kemiskinan, dan pemulihan wilayah berbasis sektor primer (pertanian).

"Menghadapi berbagai tantangan di 2023 dan 2024, penguatan Strategi program prioritas dan pendanaan APBD diharapkan dapat mendukung kinerja ekonomi di Jawa Timur yang resiliensi di tengah ketidakpastian," pungkasnya.kbc6

Bagikan artikel ini: