Kementan akui alsintan program food estate mangkrak

Rabu, 23 November 2022 | 20:31 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui sejumlah alat mesin pertanian atau alsintan yang digunakan dalam program food estate sudah dalam posisi mangkrak. Saat ini, alsintan yang mangkrak tersebut berada di gudang dan perbengkelan di dinas terkait.

"(Berdasarkan) catatan kita, memang ada (alsintan) yang mangkrak dan kita sudah arahkan masuk gudang dan bawa ke perbengkelan," jelas Direktur Jenderal Prasarana Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Ali Jamil dalam RDP dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Rabu (23/11/2022).

Meski demikian, sambung Ali, dirinya belum memastikan berapa banyak atau persentase alsintan yang rusak yang ditujukan untuk menyukseskan program lumbung pangan tersebut. Saat ini, data alsintan yang mangkrak tersebut dipegang oleh dinas terkait yang memegang kebutuhan operasionalisasi alsintan sebelumnya.

Kurang lebih, dinas tersebut memegang data dan inventarisasi alsintan milik Kementan yang bertujuan untuk memudahkan kegiatan operasional di lokasi food estate. Karena itu, lebih lanjut, dirinya masih menunggu informasi terbaru dari dinas terkait.

Ali juga belum bisa memastikan kelanjutan kepengurusan alsintan mangkrak oleh dinas di lapangan. "Itu (informasi) yang kita dapat kemarin-kemarin ada yang mangkrak, kita arahkan untuk segera (masuk bengkel)," jelasnya.

Di Pertengahan 2022, dalam pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kementerian Pertanian untuk 2023, Komisi IV DPR RI menyebutkan, total anggaran yang digelontorkan untuk program Food Estate sepanjang 2021-2023 adalah Rp1,595 triliun.

Kesempatan sama, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menyebut, pihaknya sudah memiliki bukti foto alsintan mangkrak di proyek food estate. Banyak mesin pertanian yang sudah mulai ditutupi alang-alang dan tanaman liar lainnya.

Dirinya pun mencecar pernyataan dan klaim Kementan yang terus mengelu-elukan proyek food estate ini. Padahal, secara keseluruhan, hasil dari proyek ambisius yang sudah dijalankan sejak 2020 itu masih minim output kepada pertanian nasional.

"Udah siap food estate di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah bla-bla, (seluas) 30 ribu hektare dengan potensi 1 hektare mencapai 3 ton. Wassalam, mana ada hasilnya?" cecar Sudin.

Kementan juga dinilai dari waktu ke waktu tidak bisa memberikan jawaban konkret manakala ditanya perihal keberhasilan proyek ini. Sudin menduga, terdapat kendala berupa ketiadaan bibit tanaman yang dapat dibudidayakan di wilayah gambut yang memiliki tingkat pH atau derajat keasaman lahan yang tinggi.

"(Karena) dibutuhkan dolomit bla-bla sekian juta ton, gimana ngangkutnya? Maka, langsung saya diperintahkan untuk kerja sama BRIN dengan Kementerian Pertanian untuk mencari bibit yang cocok atau pas di lahan gambut tersebut," sebutnya.

Sebagai gambaran saja, Ditjen PSP Kementan mengalokasikan pagu anggaran untuk kebutuhan Direktorat Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan di 2023 mencapai Rp 185,92 miliar. Anggaran ini disebar di 44 kegiatan bimtek, monitoring dan evaluasi lingkup alsintan sebesar Rp 14,66 miliar; bimtek mendukung aspirasi Rp 6 miliar; bantuan traktor roda 4 tanaman pangan sebanyak 125 unit setara Rp 44 miliar; dan bantuan traktor roda 2 sebanyak 1.805 unit setara Rp 59,08 miliar.

Kemudian, bantuan pompa air sebanyak 1.100 unit setara Rp 26,51 miliar; bantuan hand sprayer sebanyak 3.365 unit setara Rp 4,01 miliar; bantuan cultivator sebanyak 1.200 unit setara Rp 20,52 miliar; serta perbengkelan alsintan sebanyak 36 unit Rp 11,13 miliar.kbc11

Bagikan artikel ini: