Siap-siap! Harga emas bakal kian kinclong

Rabu, 4 Januari 2023 | 18:45 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Mengakhiri perdagangan di 2022, harga emas justru meredup. Harga emas melemah kurang lebih US$5 di bawah harga pembukaan di awal tahun. Harga emas berjangka untuk pengiriman Februari diperdagangkan di level US$1.825,70 per ons.

Tahun 2022 lalu merupakan tahun yang sangat bergejolak bagi logam mulia khususnya harga emas. Sikap kebijakan moneter agresif Bank Sentral AS atau the Federal Reserve sangat membebani permintaan investasi khususnya emas.

Pada awal November, harga emas turun ke level terendah dalam dua tahun menjadi US$1.618 per ons. Namun, sejak posisi terendah tersebut, harga telah naik hampir 13 persen dan ini bisa menjadi awal dari pergerakan lainnya.

"Harga emas siap meledak," kata kepala strategi komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen, dalam email ke Kitco News, dikutip Rabu (4/1/2023).

Pendiri Cordovatrading.com Julia Cordova mengatakan, jika harga emas dapat menahan support di US$1.820 per ons, maka ke depannya akan dapat memicu pergerakan ke US$1.860 per ons.

"Ini mengancam untuk pecah sekali lagi dan jika dapat menahannya kali ini, langkah besar akan datang," katanya dalam sebuah komentar di Twitter di akhir 2022 lalu.

Emas masih menjadi salah satu aset dengan kinerja terbaik di tahun kemarin. Emas mengakhiri tahun 2022 di wilayah netral. Kebalikannya, bursa saham S&P 500 mengalami kerugian 20 persen, perdagangan terakhir di 3.803 poin.

Analis dari BCA Research yang merupakan perusahaan riset komoditas global melihat harga emas dunia bisa tembus d atas US$1.900 per ons di 2023. Prospek positif ini muncul setelah BCA Research melihat adanya langkah untuk membangun posisi bullish di November kemarin.

Mereka melihat puncak dalam kebijakan moneter Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed), inflasi yang terus-menerus tinggi dan ketidakpastian ekonomi global akan mendukung harga emas sepanjang tahun baru ini.

"Evolusi harga emas tahun ini akan bergantung pada kebijakan moneter Fed dan dampaknya pada lintasan USD," kata para analis BCA Research dalam laporan riset seperri dikutip dari Kitco.

"Mengingat latar belakang meningkatnya ketidakpastian tahun ini dan kebijakan Fed yang dovish, yang akan melemahkan dolar AS, maka permintaan safe-haven untuk emas akan meningkat," tambah analis tersebut.

Saat ini, pelaku pasar mengharapkan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga ke puncak antara 5,00 persen dan 5,25 persen pada paruh pertama tahun ini. kbc10

Bagikan artikel ini: