Percepat pembangunan KIA, Pemkab Ngawi gandeng PT SIER

Rabu, 11 Januari 2023 | 17:07 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Pemerintah Kabupaten Ngawi terus melakukan percepatan pembangunan Kawasan Industri Agro (KIA). Setelah berhasil mengantongi Surat Keputusan Lahan Sawah Dilindungi (SK LSD) dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada bulan September 2022, kini giliran Pemkab Ngawi melakukan kunjungan dan penandatanganan kerjasama dengan PT SIER sebagai pengelola KIA.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pembangunan KIA di Ngawi dilakukan oleh  Bupati Ngawi Ony Anwar dengan Direktur Utama PT SIER  Didik Prasetiyono di kantor PT SIER, Rungkut Surabaya, Rabu (11/1/2023) yang dilanjutkan dengan melakukan peninjauan lokasi pengolahan limbah di kawasan SIER.

Ony Anwar mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu pihaknya telah dipertemukan dengan sejumlah pengelola kawasan industri oleh Kementerian Perindustrian, diantaranya dengan PT SIER dan PT Wijaya Kusuma.

"Tetapi Pemerintah Kabupaten Ngawi lebih pas kalau calon pengelola kawasan industri itu yang dekat dengan Kabupaten Ngawi. Oleh karena itu kami mencoba berkoordinasi dengan  PT SIER. Dan Alhamdulillah PT SIER juga berkeinginan menggarap calon kawasan industri di Kabupaten Ngawi. Gayung bersambut, akhirnya kami lakukan percepatan karena kami ingin lahirnya Perpres 80/2019 tidak membutuhkan waktu lama untuk merealisasi kegiatan kawasan industri," kata Ony Anwar usai penandatanganan kerjasama.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, rencana pembangunan kawasan industri Kabupaten Ngawi berawal dari keluarnya Perpres 80/2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jawa Timur. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kabupaten Ngawi diharapkan mampu menjadi supporting kegiatan investasi, khususnya di bidang agro, olah pangan, manufaktur dengan polutan rendah dan furniture berbahan kayu.

Untuk itu, di perpres 80/2019, Pemkab Ngawi telah mengajukan sekitar 1.200 hektar lahan yang akan disediakan untuk pembangunan KIA. Tetapi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) diminta bertahap, sehingga pelepasan Hak Pakai Lahan (HPL) akan diberikan secara bertahap. Tahap pertama, lahan yang akan dilepas seluas 255 hektar pada Maret 2023 mendatang.

Lokasi 255 hektar lahan tersebut berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Widodaren dan Kecamatan Karanganyar. Hampir semua adalah kawasan hutan yang dikelola oleh perhutani. Sampai hari ini, Tim Terpadu KLHK sudah memberikan rekomendasi dan akan diturunkan oleh Menteri KLHK, berupa perubahan pengalihan dari hutan tanaman produksi pada peruntukan kawasan industri. "Nanti akan dilepas oleh  KLHK kepada Pemerintah Kabupaten Ngawi. Kemudian HPL-nya nanti digarap atau dikerjasamakan dengan PT SIER," urainya.

Dia berharap, dengan dibangunnya KIA di Ngawi, akan memberikan dampak positif terhadap  ekonomi Indonesia dan Jawa Timur, khususnya untuk masyarakat sekitar. Karena lahan yang digunakan tersebut adalah lahan perhutani yang awalnya dikelola oleh masyarakat sekitar hutan.

"Kami berharap, ketika kasawan ini beroperasi akan bisa memberikan kemanfaatan kepada masyarakat sekitar agar meraka bisa terus bekerja," kata Ony Anwar.

Direktur Utama PT SIER  Didik Prasetiyono mengatakan, dengan telah ditandatanganinya perjanjian kerjasama, maka Tim Terpadu akan bergerak cepat melakukan persiapan sehingga bisa langsung melakukan promosi. "Kawasan Industri Agro di Ngawi ini akan kami jadikan bahan pameran di Jerman pada bulan april. Ngawi akan mulai kita perdagangkan di sana," ungkap Didik.

Dia menegaskan, pemilihan pembangunan kawasan industri agro di Ngawi dengan melihat besarnya peluang pasar dan potensi bahan baku yang dimiliki Ngawi. "Yang siap dengan industri ketahanan pangan akan melihat ini sebagai peluang. Dan Ngawi adalah salah satu kabupaten yang menjadi lumbung padi nasional. Sehingga peluang yang paling jelas ditangkap bahwa bisnis pengolahan pangan akan menjadi andalan," tandas Didik Prasetiyono.

Sejumlah persiapan yang akan segera dilakukan terlebih dahulu adalah pembuatan master plan yang pas, termasuk pembangunan infrastruktur, memastikan ketersediaan sumber energi, serta ketersediaan air bersih di lokasi KIA.

"Kami akan berkoordinasi dengan banyak pihak untuk memastikan kawasan industri ini ekonomis dan sustainable. Diantaranya dengan PLN terkait ketersediaan energi listrik, dengan Pertamina Gas Negara terkait ketersediaan gas bumi dan juga terkait dengan ketersediaan alokasi air bersih," terangnya.

Untuk pembuatan master plan, PT SIER akan mengacu pada pembangunan Kawasan Industri SIER dan Kawasan Industri PIER, dimana dalam pematangan membutuhkan waktu sekitar 4 tahun. "Tetapi langkah tindak untuk menyiapkan, kami memproyeksikan sudah mulai dilakukan pada akhir 2023," ujarnya.

Terkait investor potensial yang akan masuk di KIA, ia mengatakan sangat optimistis KIA akan sangat diminati investor dalam negeri atau PMDN dan luar negeri atau PMA. Hal ini dengan melihat isu krisis pangan di dunia yang kian menghangat dan potensi agro Indonesia yang luar biasa.

"Saya optimis terhadap investor asing dan dalam negeri. Perkiraan kombinasi investornya 50 persen 50 persen. Karena tidak menutup kemungkin investor asing akan sangat tertarik jika kita menyajikan infrastruktur kawasan industri Ngawi yang menjanjikan, jauh lebih menjanjikan dibanding daerah lain," pungkasnya.kbc6

Bagikan artikel ini: