Buwas tuding mafia hambat stabilisasi harga beras
JAKARTA, kabarbisnis.com: Harga beras masih bergerak liar, kendati Perum BULOG sudah menggelontorkan beras melalui operasi pasar mulai awal Januari sebesar 100.000 ton.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional mencatat harga beras di Jawa Timur mencapai Rp 11.850 per kilogram (kg). Bahkan di Jakarta, harga beras jauh lebih mahal yakni mencapai Rp 14.200 per kg.
Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso menuding gejolak harga beras disebabkan ulah oknum pedagang perberasan yang berperilaku gak mafia mengatur harga beras di pasar.Padahal operasi pasar ini menggunakan Cadangan beras pemerintah(CBP).
Buwas, sapaan akrab Budi Waseso mengklaim stok CBP sudah mencapai lebih dari 600.000 ton.Jumlah tersebut terbilang memadai untuk kebutuhan stabilisasi harga beras selama Januari-Februari 2023.
"Kita punya beras untuk kepentingan intervensi pasar dan masyarakat, harga murah dan kebutuhan tercukupi.Kita sudah lakukan, tapi saya enggak tahu, begitu banyak yang kita lepas tapi harganya masih tinggi," tegas Buwas dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (20/1/2023).
Buwas mengatakan, BULOG telah melepas beras broken lima persen atau setara dengan beras premium yang bisa dibeli oleh para pengusaha beras seharga Rp 8.300 per kg. Seharusnya, harga beras tersebut bisa sampai ke konsumen seharga Rp 9.000 per kg.
Namun, karena ulah mafia tersebut menyebabkan pengusaha beras sulit mendapatkan beras BULOG. Keberadaan mereka membuat harga beras yang dijual ke para pengusaha tersebut lebih tinggi yakni sebesar Rp 9.400 per kg.
Sehingga pengusaha beras menjual ke konsumen melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan yakni Rp 9.450 per kg. "Karena para pedagang membeli berasnya ke mafia sudah dengan harga yang tinggi, gimana mereka mau menjual dengan harga yang murah ke konsumen?," ujar Buwas.
Sayangnya Buwas tidak bersedia mengungkapkan siapa dalang dibalik mafia tersebut. Mantan Kabareskrim Mabes Polri ini mengatakan, BULOG tidak punya wewenang untuk mengungkapkan hal tersebut.
Buwas menyerahkan permasalahan ini kepada Satgas Pangan yang berhak dan berwenang untuk mengungkapkan dan menyelesaikan permasalahan mafia beras. Buwas berjanji kepada Satgas Pangan akan membantu memberikan bukti-bukti yang ditemukan di lapangan.
"Saya ada rekamannya, saya juga tahu dimana tempat mafia-mafia tersebut. Nanti saya kasih Voice Over kepada satgas pangan.Jadi ini harus kita tindak lanjuti, karena urusan pangan ini kepentingan masyarakat," ujarnya.
Buwas mengakui, pihaknya sudah diberikan amanat oleh Presiden Joko Widodo untuk bisa menjual harga beras dengan murah. "Pak Presiden bilang lepas beras ini untuk kebutuhan masyarakat seluruh Indonesia, dan dijual dengan harga yang murah. Maka mafia-mafia tidak bisa menguasai begini, sehingga harga beras jadi tinggi, ini akan kita tindak lanjuti," ujar Buwas.
Wakil Kepala Satgas Pangan Polri Kombes Helfi Assegar, mengatakan, pihaknya akan memberikan peringatan kepada para pedagang tersebut. Diharapkan mereka dapat berhenti menjual beras Bulog dengan harga tinggi agar para pedagang eceran dapat menjual beras lebih murah.
"Ada hal-hal khusus untuk kita lakukan pendalaman.Apabila sudah diberikan peringatan, tidak bisa (mematuhi) dan tidak mau, kita harus lakukan penegakan hukum. Ada hal-hal khusus yang jadi target kami dan tentu akan dilakukan pendalaman," kata Helfi.
Dia menegaskan, Satgas Pangan mendukung penuh upaya pemerintah untuk menyediakan bahan pangan dengan harga stabil, termasuk beras. Aksi-aksi spekulasi yang dapat menghambat rantai distribusi beras harus ditertibkan. Apalagi jika sudah berdampak pada kenaikan harga.kbc11
Ketua Kadin Surabaya Beri Apresiasi Keberhasilan Program Wirausaha Merdeka 2023 di PPNS
Perkuat Pesan Perusahaan Bagi Karyawannya, LG Gelar Life's Good Day Campaign di Indonesia
McDonald's Indonesia Hadirkan Mainan Baru Lewat Happy Meal Adopt Me
BSA Beri Edukasi Tentang Branding dan Pemasaran pada Ratusan UMKM di Surabaya
OJK Setop Pembukaan Izin Usaha Baru untuk BPR