Pertumbuhan ekonomi melambat, pebisnis properti fokus pemulihan pasar
JAKARTA, kabarbisnis.com: Kalangan pelaku usaha properti menyatakan akan fokus konsolidasi untuk mempertahankan dan mendorong pemulihan pasar properti sepanjang 2023 di tengah ketidakstabilan ekonomi global.
Sekretaris Jenderal DPP Persatuan perusahaan Realestat Indonesia (REI) Hari Ganie mengatakan, kondisi di 2022 dan 2023 masih terbilang berat. Di tahun ini, pasar properti kembali diterjang proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi jelang tahun politik.
"Tahun ini apalagi disebutkan akan ada perlambatan pertumbuhan ekonomi, akan mulai ada pergerakan pemilu, jadi itu tantangan masih berat. Daya beli nanti akan terpengaruh tentunya, belum lagi masalah regulasi yang masih perlu kami selesaikan pasca UU Cipta Kerja," kata Hari baru-baru ini.
Adapun, beberapa tahun ke belakang ini, pengembang kesulitan dengan aturan turunan dari Undang-Undang Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja (UUCK). Salah satunya yaitu terkait peralihan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi Perizinan Bangunan Gedung (PBG).
Di sisi lain, beberapa subsektor properti saat ini masih belum pulih total, seperti perkantoran dan apartemen. Daya beli dua bisnis tersebut masih lemah jika dibandingkan dengan landed house atau rumah tapak, hotel, dan kawasan industri.
"Kalau rumah tapak, industri pergudangan/logistik, hotel itu sudah mulai bergerak apalagi di masa liburan, banyak kantor-kantor mengadakan acara. Tapi, perkantoran dan apartemen ini masih lemah, kami perkirakan sampai 2 tahun lagi masih perlu lihat pertumbuhannya seperti apa," ujarnya. kbc10
Galaxy Tab S9 Series Bantu Gen Z Eksplor Kreativitas dan Relaksasi
Bukan Instagram atau Facebook, Ini Aplikasi Paling Atas di Dunia
Peduli Lingkungan, Mirae Asset Tanam 1001 Bibit di Mangrove Wonorejo Surabaya
Punya Kinerja Moncer, Layanan Digital Astra Financial Geber Promo Ciamik di GIIAS Surabaya 2023
CitraLand Utara Surabaya Perkuat Konsep Green Building di Kawasan Berkembang