Perkuat pembiayaan hijau, BTPN optimis kinerja tahun ini bertumbuh

Rabu, 8 Februari 2023 | 18:54 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Pasca penggabungan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) di tahun 2019, BTPN kian melebarkan sayap bisnisnya.

Tidak hanya berkosentrasi pada pembiayaan pensiun dan ritel, perusahaan perbankan yang didirikan pada tahun 1958 ini juga akan lebih serius menggarap pasar korporasi, khususnya di sejumlah sektor usaha yang berkelanjutan atau green finance.

Langkah ini sebagai komitmen berkelanjutan Bank BTPN dalam mendukung program pemerintah Indonesia dan global tentang concern terhadap lingkungan guna mempertahankan ekosistem tersebut.

Hal ini bisa dilihat dari kinerjanya di tahun lalu. Total pembiayaan untuk korporasi hingga September 2022 telah menempati peringkat pertama dengan nilai kredit sebesar Rp 102,82 triliun dari total kredit sampai September 2022 sebesar Rp 155,43 triliun. Sedangkan untuk pembiayaan pensiun menduduki peringkat kedua dengan nilai Rp 28,58  triliun, selanjutnya UMKM sebesar Rp 10,34 triliun dan pembiayaan ritel diluar pensiunan mencapai Rp 820 miliar.

Untuk pembiayaan green finance atau proyek berkelanjutan, sampai bulan September 2022 mencapai Rp 6,7 triliun. Dengan perincian, untuk energi terbarukan sebesar Rp 1,97 triliun dan sumber daya alam hayati dan lahan berkelanjutan sebesar Rp 3,1 triliun. Kemudian disalurkan juga untuk membiayai transportasi ramah lingkungan sebesar Rp 340 miliar dan untuk properti hijau sebesar Rp 760 miliar.

Salah satunya untuk pembangunan Waduk Cirata sebesar Rp 1,4 triliun, sebagi bentuk komitmen BTPN membantu PLN  untuk melakukan transformasi energi ke energi terbarukan. "Untuk target tahun ini lebih baik dari tahun lalu karena memang cukup potensial," ungkap Executive Vice President Communications & Daya Head Andrie Darusman kepada wartawan di Surabaya, Rabu (8/2/2022).

Selain pembiayaan hijau, BTPN juga akan berkomitmen pada pembiayaan UMKM atau Small Medium Enterprise (SME). Karena UMKM adalah sektor paling luat yang mampu menyelamatkan Indonesia di tahun 1998. "UMKM adalah sektor yang sangat kuat, walaupun krisis tetap tahan banting," tegasnya.

Terkait ekonomi 2023, dia mengatakan, tetap optimis akan tumbuh. Namun ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi.wnurutnya, tahun 2023 adalah tahun optimis tetapi harus tetap waspada terhadap fenomena-fenomena yang bakal terjadi, diantaranya resesi global.

Harus dilihat efeknya terhadap Indonesia, apakah berdampak pada Indonesia. Jika berdampak, seberapa jauh dampaknya dan apa yang bisa kita lakukan.

"BTPN akan terus melihat secara detil pada semua segmen yang dilayani. Dampak terbesar ada di mana, dampak terkecil ada di mana dan opportunity juga ada dimana, termasuk di Jawa Timur," tandasnya.

Regional Head BTPN Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Aida Belina Tenando menambahkan bahwa BTPN Jatim juga tengah melirik sejumlah proyek hijau di Jatim yang cukup potensial untuk dibiayai.

"Di Jatim juga tengah melakukan analisa dan mapping secara menyeluruh jatim nanti akan kami konsolidasikan ke tingkat nasional," pungkas Aida.kbc6

Bagikan artikel ini: