Pandemi melandai, Zoom berniat PHK 15% pekerjanya
CALIFORNIA, kabarbisnis.com: Zoom Video Communications Inc. berencana memberhentikan 15% pekerjanya karena layanannya mengalami pertumbuhan yang lebih lambat.
Melansir Bloomberg, akhir pekan lalu, setelah pernah mendapatkan jutaan pengguna di puncak pandemi, Zoom kini mencoba bangkit dari pertumbuhan bisnis yang melambat. Zoom melaporkan peningkatan pendapatan sebanyak satu digit selama dua kuartal terakhir.
Analis juga memproyeksikan pendapatan akan melambat pada kuartal awal tahun ini. Analis Bloomberg Intelligence John Butler menyampaikan, PHK kemungkinan menjadi upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan margin dalam menghadapi pertumbuhan yang melambat.
Menurut analis industri, persaingan dari layanan kolaborasi Microsoft juga menjadi perhatian Zoom dalam beberapa kuartal terakhir.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg bulan lalu, Presiden Greg Tomb juga mengakui persaingan tersebut. Akan tetapi, Tomb juga bilang jarang perusahaan akan meninggalkan platform tersebut.
Tomb menambahkan, peluang terbesar Zoom adalah mendapatkan pelanggan yang sudah ada menggunakan sisa portofolionya, seperti layanan telepon Zoom.
Sebelum wabah Covid-19 dinyatakan sebagai darurat nasional di AS, yakni pada akhir Januari 2020, jumlah karyawan Zoom mencapai 2.500 orang. Lalu bertambah lagi menjadi 6.000 orang. PHK akan membuat total tenaga kerja Zoom turun ke level awal seperti di tahun 2022.
Dalam regulasinya, perusahaan akan mengeluarkan biaya $50 juta hingga $68 juta. Sebagian besar biaya tersebut untuk pesangon karyawan yang kebanyakan dilaporkan terkena PHK pada periode saat ini hingga berakhir pada bulan April 2023.
Chief Executive Officer Zoom Eric Yuan dalam sebuah postingan di blognya mengatakan, perusahaan akan memangkas sekitar 1.300 pekerjaan sebagai bagian dari restrukturisasi.
"Perjalanan kami mengalami perubahan selama pandemi," kata Yuan.
Dia juga menambahkan bahwa jumlah karyawan Zoom yang meningkat tiga kali lipat dalam dua tahun terakhir membuat perusahaan kewalahan.
"Kami tidak mengambil waktu sebanyak mungkin untuk melakukan analisis tim secara keseluruhan atau menilai apakah kami tumbuh secara berkelanjutan," ujar dia.
Yuan pun menyebut dirinya bertanggungjawab atas masalah perusahaan dan mengatakan dia akan mengurangi gajinya dan tidak mau mengambil bonus.
Pendiri perusahaan yang berbasis di San Jose, California itu mengatakan gaji pokoknya tahun lalu yang senilai US$301.731 akan dipotong 98% dan dia akan memberikan bonus perusahaan di tahun fiskal saat ini.
Menurut isi regulasi Mei 2022, total kompensasinya di tahun fiskal 2022 mencapai US$1,1 juta. Sebesar 20% dari pengurangan gaji Yuan akan diberikan kepada orang lain di kepemimpinan eksekutif. kbc10
Paling Banyak Dikeluhkan, Granostic Hadirkan Layanan Pain Management Center
Jelang Konggres XXV di Bandung, Inilah Harapan Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim
Nilai Transaksi Kripto Menyusut pada Januari - Agustus 2023
The Fed Diramal Bakal Kerek Suku Bunga Jadi 5,75 Persen di Akhir Tahun
Hindari 'Penjajahan' Teknologi, RI Harus Segera Geber 5G