Neraca perdagangan Maret 2023 masih surplus, meski cenderung melemah
JAKARTA, kabarbisnis.com: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia sebanyak US$2,91 miliar pada Maret 2023. Hal ini sejalan dengan kenaikan nilai ekspor Indonesia pada Maret 2023 mencapai US$23,50 miliar atau tumbuh 9,89% dibanding ekspor Februari 2023.
Nilai ekspor tersebut menunjukkan penurunan sebesar 11,33%, dibandingkan periode sama tahun lalu. Nilai impor Indonesia Maret 2023 mencapai US$20,59 miliar, naik 29,33% dari perolehan Februari 2023 atau turun 6,26% dibandingkan Maret 2022.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai tahun 2023 surplus selama 35 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Namun surplus pada Maret 2023 sebenarnya cenderung melemah, apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ucap Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Imam Machdi dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Senin (17/4/2023).
Dia mengungkapkan, neraca perdagangan Indonesia Maret 2023 mengalami surplus US$2,91 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$4,58 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utama yaitu komoditas bahan bakar mineral(HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15) serta besi baja (HS 72). Tetapi surplus ini tereduksi oleh sektor migas senilai US$ 1,67 miliar. "Komoditas penyumbang defisit utama yaitu minyak mentah dan hasil minyak," imbuh Imam.
Bila dilihat negara mitra dagang, BPS mencatat ada tiga negara yang menjadi penyumbang surplus terbesar. Pertama yaitu Amerika Serikat dengan nilai surplus US$1,08 miliar pada Maret 2023.Nilai ekspor mencapai US$1,96 miliar sedangkan nilai ekspor sebesar impor US$877,7 juta.
Komoditas penyumbang surplus pada Maret 2023 adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) sebesar US$223,5 juta; pakaian dan aksesorisnya (rajutan) (HS 61) senilai US$190 juta; serta pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) (HS 62) senilai US$185,9 juta.
Kedua, India dengan nilai surplus sebesar surplus US$1,07 miliar pada Maret 2023. Nilai ekspor mencapai US$1,69 miliar sementara itu nilai impor mencapai US$622,6 juta pada Maret 2023. Komoditas penyumbang surplus terbesar yaitu bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$771,5 juta; lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) US$187,5 juta; serta bijih logam, terak, dan abu (HS 26) US$101 juta.
Ketiga yaitu Filipina dengan nilai surplus sebesar US$806 juta pada Maret 2023. Nilai ekspor sebesar US$964,4 miliar dan impor sebesar US$158,4 miliar pada Maret 2023. Tiga komoditas penyumbang surplus terbesar yaitu bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$313,6 juta; kendaraan dan bagiannya (HS87) sebesar US$223,4 juta; serta bijih logam, terak, dan abu (HS 26) sebesar US$93,7 juta.
Pada Maret 2023 juga tercatat tiga negara mitra dagang penyumbang defisit terdalam ke neraca perdagangan nasional. Pertama yaitu Thailand dengan nilai defisit sebesar US$609,4 juta. Nilai ekspor mencapai US$514,8 juta sedangkan nilai impor mencapai US$1,12 miliar pada Maret 2023.
Komoditas penyumbang defisit terdalam yaitu gula dan kembang gula (HS 17) senilai US$334,7 juta; mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) senilai US$88,2 juta; serta plastik dan barang dari plastik (HS 39) senilai US$81,3 juta.
Kedua yaitu Australia dengan nilai defisit US$485,5 juta pada Maret 2023. BPS mencatat nilai ekspor ke Australia sebesar US$250,1 juta dan impor senilai US$735,6 juta pada Maret 2023. Komoditas penyumbang defisit terdalam yaitu bahan bakar mineral (HS 27) senilai US$141,8 juta; serealia (HS 10) senilai US$123,7 juta; serta bijih logam, terak, dan abu (HS 26) senilai US$80,5 juta.
Ketiga yaitu Korea Selatan dengan defisit mencapai US$266,4 juta. BPS mencatat nilai ekspor mencapai US$724 juta dan nilai impor US$990,4 juta pada Maret 2023. Komoditas penyumbang defisit terdalam yaitu mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) senilai US$148,4 juta; mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) senilai US$130,1 juta; dan plastik dan barang dari plastik (HS 39) sebesar US$77,4 juta.kbc11
Bersama Pemkot Surabaya, Lapis Kukus Pahlawan Komitmen Dukung Pengembangan UMKM
Duh! Kecepatan Internet RI Urutan 98 Dunia, Kalah dari Kamboja
Capres Boleh Posting Konten di TikTok, tapi Jangan Cari Sumbangan
Erick Thohir Beri Sinyal Pemerintah Bakal Pungut Pajak Bioskop
Melebihi Kewajiban, 1.990,79 Hektare Lahan Kompensasi PT BSI Tuntas Diserahkan ke Pemerintah