Google siapkan teknologi kunci sandi baru, password tak berlaku lagi?
MENLO PARK, kabarbisnis.com: Google mulai meluncurkan teknologi kunci sandi baru yang memungkinkan miliaran pengguna masuk ke situs web dan aplikasi tanpa kata sandi atau password.
Google akan menerapkan penggunaan sidik jari, pemindai wajah, atau PIN perangkat yang dapat memverifikasi identitas pengguna.
Para ahli mengatakan teknologi baru ini akan memungkinkan orang untuk mengakses dan menggunakan kredensial masuk tanpa kata sandi atau kunci sandi di berbagai perangkat.
Langkah ini untuk mencegah login ke akun di setiap perangkat, mengurangi risiko penggunaan kata sandi yang mudah ditebak, dan menciptakan sistem yang lebih aman. Teknologi tersebut juga telah diluncurkan di Apple iOS16 dan rilis MacOS terbaru, sementara Microsoft telah menjalankannya melalui aplikasi Authenticator.
Ebay, PayPal, dan Docusign juga sudah menggunakan kunci sandi, bersama dengan sejumlah bisnis lainnya.
Raksasa internet itu mengatakan, teknologi ini akan mencegah phishing, pertukaran SIM, dan metode lain untuk mendapatkan kata sandi atau melewati metode otentikasi yang ada.
"Hari ini, kami telah mulai meluncurkan dukungan untuk kunci sandi di seluruh Akun Google di semua platform utama," demikian keterangan Google dikutip dari laman Daily Mail, Kamis (11/5/2023).
Raksasa teknologi itu mengatakan sistem baru itu juga memungkinkan orang untuk menggunakan otentikasi sidik jari atau pemindaian wajah pada ponsel cerdas mereka sebagai cara untuk masuk ke perangkat lain di sekitar.
Terlepas dari sistem operasi atau browser mana yang mereka jalankan. Ini adalah fitur yang sudah ada untuk perangkat Apple, di mana seseorang yang memakai Apple Watch dapat membuka kunci ponsel atau MacBook.
Teknologi ini dibuat oleh badan industri FIDO (Fast Identity Online) Alliance dan World Wide Web Consortium, dengan Google, Apple dan Microsoft sebagai penggerak utamanya.
Jenis teknologi baru untuk masuk ke layanan online ini diharapkan akan menggantikan penggunaan kata sandi. Hal ini mengurangi kebutuhan orang untuk mengingat berbagai kombinasi nama pengguna dan kata sandi untuk masuk ke berbagai layanan.
Jake Moore, Penasihat Keamanan Siber Global di ESET, mengatakan bahwa pembaruan ini masih membutuhkan waktu panjang untuk menyelesaikannya. Namun, pembaruan tahap awal ini setidaknya menunjukkan Microsoft, Google dan Apple berusaha membuka jalan untuk membuat akses akun menjadi aman dan nyaman.
"Ini bukan sesuatu yang dapat dicapai dalam semalam. Mengingat masih banyak yang harus dilakukan terkait dengan keamanan kata sandi orang-orang," ujarnya. kbc10
Ketua Kadin Surabaya Beri Apresiasi Keberhasilan Program Wirausaha Merdeka 2023 di PPNS
Perbankan Mulai Siapkan Uang Tunai Sambut Libur Nataru
Youtuber dan Tiktoker Dinilai Bikin RI Rugi, Ini Alasannya?
Konsolidasi dan Transformasi Jadi Kunci Keberhasilan BPR dan BPRS Dalam Hadapi Tantangan
BPKÂ Temukan Potensi Kerugian Negara Rp18,9 Triliun di Semester I-2023