Separuh Lebih Kue Iklan Media Masih Dikuasai Televisi

Senin, 29 Mei 2023 | 13:27 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Tren digital dan media sosial tak membuat porsi televisi sebagai sarana media dan hiburan bagi masyarakat, hilang. Terbukti, belanja iklan masih cukup besar untuk dialokasikan ke media.

Managing Director PT Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) Tbk, Sutanto Hartono mengatakan bahwa persentase iklan di televisi masih 51 persen.

Sebagaimana diketahui, periklanan merupakan sumber pendapatan industri televisi. Di satu sisi, dia tidak memungkiri "kue" periklanan pada televisi turun akibat digitalisasi. Namun, persentasenya hingga saat ini masih cukup besar.

"Kita (industri televisi) masih mendominasi hari ini 51 persen," ujar Sutanto seperti dikutip, Minggu (28/5/2023).

Meski industri televisi masih memiliki porsi iklan sebesar 50 persen, dia tidak memungkiri adanya rasa gugup saat program migrasi siaran analog ke digital, dilakukan. Khawatir, masyarakat Indonesia sepenuhnya tidak lagi menonton televisi. Terlebih lagi, kesiapan masyarakat saat itu untuk migrasi siaran digital belum mencapai 50 persen.

"Kita jujur deg-degan kalau TV itu tidak ditonton orang, tapi ternyata dalam waktu 4 bulan kita lihat di sini adalah penetrasinya naik sampai 92 persen, jadi itu menunjukkan TV masih ditonton, orang willing to spend money untuk beli TV atau setup box," ujarnya.

Justru, kata Sutanto, melalui siaran digital EMTEK group menambah dua lisensi baru channel yaitu Mentari TV dan Moji dengan persentase 7,8 persen dan 1,5 persen. Dalam kurun 5 bulan, EMTEK juga berhasil meraup 10 persen audience saat migrasi siaran digital dilakukan.

Tak mau terbuat atas pencapaian, Sutanto mengatakan perusahaan terus berkembang mengekspansi bisnis ke industri digital melalui konten yang disiarkan melalui media sosial EMTEK group atau berkolaborasi dengan sejumlah YouTuber Indonesia.

Dia berujar, porsi iklan pada kanal-kanal digital saat ini sebesar 49 persen. Dibandingkan berkutat dengan persentase 51 persen atas iklan pada televisi, Sutanto menilai perusahaan terus berekspansi dan adaptif terhadap tren digitalisasi ini.

"Kalau 51 persennya makin turun kita punya kesempatan untuk menyerang (penetrasi) yang 49 persen, karena kita sebagai perusahaan atau industri yang paling punya kue iklan, kita punya kedekatan dengan orang-orang beriklan apakah agensi atau advertiser, sehingga kita bisa menggunakan kedekatan kita itu untuk masuk ke bidang lain dan kita juga mendapatkan kue iklan," pungkasnya. kbc10

Bagikan artikel ini: