Tingkatkan Produksi, Suparma Investasi Steam Boiler Ramah Lingkungan Rp150 Miliar

Kamis, 8 Juni 2023 | 15:30 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Meski membukukan laba komprehensif di tahun 2022 sebesar Rp 330,5 miliar atau naik 4,8 persen dibanding tahun sebelumnya, namun emiten produsen kertas PT Suparma Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan 2023 memutuskan untuk tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya.

Direktur PT Suparma Tbk, Hendro Luhur mengatakan, setelah dikurangi pembentukan dana cadangan wajib sebesar Rp 20 miliar, sisa laba komprehensif tahun berjalan 2022 sebesar Rp 310,5 miliar digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan.

"Selain itu juga untuk investasi yang sebagian besar bertujuan untuk peningkatan kapasitas mesin de-inking serta investasi Steam Boiler yang lebih ramah lingkungan di tahun 2023. Dengan adanya investasi ini, perseroan memutuskan dalam RUPS bahwa tidak membagikan dividen tahun 2022 kepada pemegang saham," katanya pada paparan publik perseroan, Kamis (8/6/2023).

Dipaparkan Hendro Luhur, pada tahun 2023, perseroan memang mengalokasikan belanja modal dengan anggaran sekitar US$10 juta atau sekitar Rp 150 miliar untuk pembelian Steam Boiler baru yang lebih ramah lingkungan dibandingkan Steam Boiler yang sudah ada.

Nantinya Steam Boiler baru tersebut akan meningkatkan kapasitas keluaran steam yang digunakan untuk proses pengeringan kertas sebesar 16% dari semula 155 ton/hari menjadi 180 ton/hari.

"Steam Boiler yang baru lebih ramah lingkungan karena ditunjang dengan spesifikasi penggunaan bahan baku batu bara sebesar 25% atau sekitar 60% lebih rendah dibandingkan Steam Boiler yang sudah ada, serta sisanya memanfaatkan limbah sludge IPAL, limbah plastik dan limbah kayu untuk diubah menjadi energi panas," ungkapnya.

Dia berharap investasi Steam Boiler bisa meningkatkan produksi perseroan ke depannya.

Untuk diketahui, sepanjang tahun 2022, Suparma membukukan penjualan bersih sebesar Rp 3,138 triliun atau mengalami pertumbuhan 12,3% dibandingkan dengan penjualan bersih tahun sebelumnya.

Pertumbuhan penjualan bersih tersebut terutama disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata produk kertas perseroan pada tahun 2022 sebesar 13,1% dibandingkan harga jual rata-ratanya di tahun 2021.

Sedangkan kuantitas penjualan produk kertas Suparma selama tahun 2022 mencapai 212,1 ribu MT.

Naiknya penjualan bersih Suparma yang melebihi kenaikan beban pokok penjualan menyebabkan marjin laba kotor tahun 2022 mengalami peningkatan menjadi 22,9% dari semula 21,1% di tahun 2021.

Sepanjang tahun 2022, beban penjualan mengalami kenaikan sebesar 14,1% yang terutama disebabkan oleh meningkatnya beban ekspor dan pengangkutan sebesar 11,3%. Sedangkan beban umum dan administrasi mengalami penurunan sebesar 2,8% yang terutama disebabkan oleh menurunnya biaya penanganan Covid-19 sebesar 79,3% seiring dengan kasus Covid-19 yang semakin rendah di Perseroan selama tahun 2022.

"Meski beban keuangan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 10,9% dari semula Rp 33,1 miliar di tahun 2021 menjadi Rp 36,7 miliar di tahun 2022, laba sebelum taksiran beban pajak, laba tahun berjalan dan laba komprehensif tahun berjalan Perseroan naik masing-masing menjadi sebesar Rp 431,4 miliar, Rp 336,1 miliar dan Rp 330,8 miliar atau masing-masing meningkat 14,3%, 14,2% dan 4,8%," beber Hendro Luhur.

Sementara itu di periode Januari-Mei 2023, penjualan bersih Suparma sebesar Rp 1,083 triliun atau setara dengan 33,8% dari target penjualan bersih Suparma tahun 2023 yang sebesar Rp 3,2 triliun.

Kuantitas penjualan kertas Suparma sebesar 82.849MT atau setara dengan 32,8% dari target kuantitas penjualan produk kertas tahun 2023 yang sebesar 252.400 MT. Sedangkan untuk hasil produksi kertas Suparma pada periode lima bulan tahun 2023 sebesar 90.071 MT atau setara dengan 36,2% dari target produksi kertas tahun 2023 yang sebesar 248.600 MT. kbc7

Bagikan artikel ini: