Gejolak Harga Pangan, Pemerintah Diminta Serius Perhatikan Produksi
JAKARTA, kabarbisnis.com: Gejolak harga pangan hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah, seperti cabai, bawang putih, daging ayam, telur hingga gula.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, daging ayam ras saat ini sudah menyentuh harga Rp 40.000 per kilogram. Sedangkan telur masih betah diatas harga acuan yang ditetapkan. Dimana saat ini telur ada di harga Rp31.000 perkilogram.
Abdullah juga menyebut, minyak goreng masih Rp 15.000 per liter. Demikian juga dengan cabai, bawang, gula dan daging sapi kata Abdullah masih juga belum mengalami penurunan harga.
"Kami sarankan kepada pemerintah untuk melakukan kerja artinya melakukan pergerakan mendampingi mengadvokasi memberikan subsidi kepada petani yang memang dalam kondisi sulit seperti cabe dan bawang," kata Abdullah dikutip Selasa (13/6/2023).
Sedangkan untuk daging ayam dan telur, IKAPPI menyarankan agar pemerintah melakukan pengawalan agar peternak bisa mendapatkan harga pakan yang murah.
Untuk gula, dia meminta agar pemerintah juga mengawal dengan serius dan khusus bagi BUMN yang fokus pada komoditas gula untuk bisa selesaikan persoalan gula di dalam negeri.
Ekonom dan Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menuturkan, harga pangan sangat dipengaruhi oleh supply. Sementara itu, supply dipengaruhi oleh hasil panen raya, impor dan harga acuan.
Dia menilai, selama ini harga pangan bergejolak karena supply yang masih fluktuatif, mengikuti siklus panen dan impor serta kebijakan harga acuan.
"Saat panen raya supply berlebihan harga turun. Ketika gagal panen, impor tidak dilakukan tepat waktu supply terbatas harga naik. Ini yg terus menerus terjadi," kata Piter.
Maka kunci utama menjaga harga pangan di dalam negeri menurutnya ialah adanya jaminan supply. Produksi pangan kata Piter harus dapat dijaga.
"Kunci utama stabilisasi harga adalah jaminan supply. Produksi harus terjaga. Selain itu harus ada fasilitas penyimpanan serta sistem dan mekanisme pasar yang mendukung (termasuk dibasminya mafia)," imbuhnya.
Namun, upaya tersebut tentunya kata Piter harus diawali dengan kesungguhan niat pemerintah untuk benar-benar mewujudkan ketahanan pangan yang didasarkan kepada kemandirian pangan.
Dia meminta supaya tak ada lagi kebijakan pemerintah yang digerakkan oleh kepentingan-kepentingan pihak tertentu.
Disamping itu perbaikan data pangan juga perlu dilakukan. Namun tetap Piter meminta pemerintah bisa mendorong produksi pangan secara besar-besaran.
"Masalah data ini jadi isu hanya karena jadi dasar kebijakan impor. Kalau produksi kita lebih dari cukup, dan kita tidak butuh impor, tidak akan ada isu terkait data," paparnya. kbc10
Bersama Pemkot Surabaya, Lapis Kukus Pahlawan Komitmen Dukung Pengembangan UMKM
Duh! Kecepatan Internet RI Urutan 98 Dunia, Kalah dari Kamboja
Capres Boleh Posting Konten di TikTok, tapi Jangan Cari Sumbangan
Erick Thohir Beri Sinyal Pemerintah Bakal Pungut Pajak Bioskop
Melebihi Kewajiban, 1.990,79 Hektare Lahan Kompensasi PT BSI Tuntas Diserahkan ke Pemerintah