TikTok Bakal Investasi Rp148 Triliun di RI, HIPMI: Harus Gandeng Pengusaha Lokal
JAKARTA, kabarbisnis.com: CEO TikTok Shou Zi Chew melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di kantor Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Shou menyampaikan rencana TikTok untuk melakukan investasi di Indonesia sebesar US$10 miliar atau Rp 148 triliun (kurs Rp 14.800).
Shou mengatakan, pihaknya akan melakukan investasi miliaran dolar selama tiga sampai lima tahun ke depan. Investasi tersebut akan difokuskan pada pengembangan infrastruktur data center, pelatihan sumber daya manusia, dan pemberdayaan konten kreator lokal.
"Kami melihat peluang pertumbuhan kami di sini. Dan kami akan untuk berinvestasi lebih banyak di negara ini dan tentu saja di kawasan ini," katanya.
Shou menambahkan, TikTok memiliki komitmen untuk mendukung perkembangan ekonomi digital di Indonesia, yang saat ini merupakan pasar terbesar TikTok di Asia Tenggara dengan jumlah pengguna aktif bulanan lebih dari 125 juta.
Hal ini mendapatkan apresiasi dari beberapa kalangan, tetapi juga memberikan catatan apabila TikTok melakukan investasi di Indonesia.
Terkait hal tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Perindustrian dan Perdagangan Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Anthony Leong, menyampaikan bahwa TikTok sebagai platform yang sedang nge-trend di kalangan anak muda. Selain itu, banyak juga kalangan lain yang mendapatkan keuntungan di TikTok baik secara halal maupun haram.
"Jumlah pengguna TikTok yang cukup besar di Indonesia sekitar jumlah pengguna sebanyak 113 juta. TikTok wajib melakukakn beberapa hal, yaitu: kontribusi berupa promosi secara gratis bagi konten lokal dan UMKM, sosialisasi berbagai kebijakan ekonomi, ya minimal keduanya agar ekosistem ekonomi digital di Indonesia semakin maju," ujar Anthony, dikutip Senin (26/6/2023).
Anthony yang juga merupakan pakar digital menjelaskan jika TikTok investasi di Indonesia sangat bagus, tapi sekali lagi harus kolaborasi dengan perusahaan dalam negeri di bidang digital dan UMKM agar tercipta ekosistem ekonomi digital yang menguntungkan bagi semua lapisan masyarakat.
"Kami hanya ingin, setiap investasi yang masuk ke Indonesia dibidang ekonomi digital, harus mendukung dan menaikkan kelas para UMKM ataupun startup/perusahaan anak bangsa. Harus ada program kongkrit kolaborasinya dengan anak bangsa, influencer lokal, dan sustainable sinerginya," ungkap Anthony.
Anthony juga menyoroti pertumbuhan UMKM digital di Indonesia yang masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Menurut data Bank Indonesia (BI), dari 64,2 juta UMKM di Indonesia, baru 13 persen di antaranya yang telah memasuki pasar digital. kbc10
Ketua Kadin Surabaya Beri Apresiasi Keberhasilan Program Wirausaha Merdeka 2023 di PPNS
Perbankan Mulai Siapkan Uang Tunai Sambut Libur Nataru
Youtuber dan Tiktoker Dinilai Bikin RI Rugi, Ini Alasannya?
Konsolidasi dan Transformasi Jadi Kunci Keberhasilan BPR dan BPRS Dalam Hadapi Tantangan
BPKÂ Temukan Potensi Kerugian Negara Rp18,9 Triliun di Semester I-2023