Alamak! Pengusaha Beri Sinyal Tsunami PHK Kembali Terjadi
JAKARTA, kabarbisnis.com: Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyebut di tahun 2023 aspek penyebab terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) semakin bertambah. Jika di tahun sebelumnya ada tantangan demand ekspor yang menurun, tahun ini ada lebih banyak aspek lainnya.
"Tadinya saya pikir tahun lalu sudah deh, kan sampai akhir tahun saja sudah hampir 1 juta (terjadi PHK), jadi tahun ini kami harapkan gak terlalu besar gitu loh, enggak sebesar tahun lalu," kata Shinta dikutip, Senin (10/7/2023).
Namun kenyataannya, lanjut Shinta, sekarang ini aspek-aspek penyebab PHK semakin bertambah, tidak hanya menurunnya demand ekspor. Tetapi di tahun ini juga ada masuknya barang-barang ilegal ke tanah air dan mempengaruhi pasar domestik. Ditambah, otomatisasi juga mempengaruhi industri tekstil Indonesia.
"Kenyataannya sekarang aspek aspeknya banyak, selain demand ekspor turun, kemudian ada barang-barang ilegal yang masuk ini sangat mempengaruhi. Terus otomatisasi juga mempengaruhi industri tekstil kita. Jadi ini sekarang kelihatannya akan bertambah kelihatanya," ujarnya.
Shinta menyebut potensi terjadinya PHK di tahun ini bisa lebih besar dibandingkan dengan tahun 2022. Namun, angka bertambahnya berapa Shinta masih belum bisa memastikannya.
"Belum pasti (bertambah berapa), cuma kelihatannya paling tidak akan bisa lebih," sebutnya.
Shinta mengaku masih belum bisa memastikan total terjadinya PHK di tahun ini bertambah seberapa banyak. Akan tetapi, hal yang harus diperhatikan saat ini adalah mencari jalan keluarnya.
"Kita belum bisa (memastikan), saya juga sudah tanya teman-teman, kayaknya belum ada angka yang pasti. Tapi yang harus kita perhatikan jalan keluarnya gimana nih, apakah bisa shifting kemana nanti, kalau PHK ini kan kita harus siapkan tenaga kerja bakal kemana," jelasnya.
"Apakah bisa shifting ke pekerjaan lain, kan kalau mau shifting harus ada pelatihan lagi, upskilling lagi, reskilling lagi itu gimana," tambah dia.
Shinta mengatakan, dalam upaya shifting ke pekerjaan lain juga perlu diperhatikan dari UMKM dan kewirausahaan, itu perlu dilihat lagi apakah mampu untuk waktu kedepannya, karena ini bukan sesuatu yang hanya terjadi sekarang ini saja.
"Toh penciptaan lapangan kerja menurut saya dari UMKM dan kewirausahaan bisa gak? Jadi mesti kita pikirkan kedepan, karena ini bukan sesuatu yang hanya terjadi sekarang. Kita mesti pikirkan kedepan seperti apa," tutur dia. kbc10
Bersama Pemkot Surabaya, Lapis Kukus Pahlawan Komitmen Dukung Pengembangan UMKM
57 Persen Generasi Z Pilih Berkarir Jadi Influencer
Bersama Pemkot Surabaya, Lapis Kukus Pahlawan Komitmen Dukung Pengembangan UMKM
Duh! Kecepatan Internet RI Urutan 98 Dunia, Kalah dari Kamboja
Capres Boleh Posting Konten di TikTok, tapi Jangan Cari Sumbangan