Freeport Sebut Sudah Setor Rp55 Triliun ke Negara pada 2022
JAKARTA, kabarbisnis.com: PT Freeport Indonesia (PTFI) menyebut perusahaan sudah menyetorkan hingga Rp 55 triliun untuk negara pada tahun 2022. Dari jimlah tersebut, sebanyak Rp 8,7 triliun disetorkan kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dimana tambang Freeport beroperasi yakni di Papua.
"Kalau dilihat kontribusi kita untuk daerah dari Rp 55 triliun di tahun 2022 penerimaan negara itu, Rp 8,7 triliunnya untuk Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten, dari Freeport saja," jelas Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas seperti dikutip, Kamis (31/8/2023).
Tony bahkan menyebutkan, sejak Freeport memiliki Kontrak Karya (KK) di Papua pada tahun 1992, telah memberikan manfaat langsung atau direct benefit lebih dari Rp 400 triliun terhitung hingga tahun 2018.
Sedangkan untuk manfaat tidak langsung atau indirect benefit yang terhitung pada kurun waktu yang sama mencapai Rp 900 triliun.
"Awalnya tahun 92 dari Kontrak Karya itu sampai 2018 kira-kira direct benefit yang kita berikan Rp 400 triliun lebih. Dan dari tahun 92 sampai 2018 indirect benefit adalah pembayaran gaji karyawan, pembelian dalam negeri, program community development, pembangunan infrastruktur sampai Rp 900 triliun," papar Tony.
Adapun, Tony mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan kontribusi Freeport dari tahun 2018 hingga akhir Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Freeport di tahun 2041 mendatang akan memberikan keuntungan negara mencapai Rp 1.200 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$).
"Sementara 2018 sampai 2041 akhir IUPK kita diperkirakan bisa berkontribusi sampai sekitar US$80 miliar kontribusi langsung atau sekitar Rp 1.200 triliun," tambahnya. kbc10
Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Bukukan Kontrak Senilai Rp 20,2 Triliun
Sasar Kalangan Pebisnis Jawa Timur, OPPO Gelar OPPO International Skyport di Surabaya
79 Persen Orang RI Dinilai Telah Berinteraksi dengan Teknologi AI Generatif
Peringati HMPI, Kencana Group Tanam 1.000 Pohon di Kawasan Hutan Arjuno-Welirang
Bank Dunia Sebut 130 Juta Orang Bisa Jatuh Miskin Akibat Perubahan Iklim