Pilpres Berpotensi Bikin Pertumbuhan Ekonomi 2024 Melambat
JAKARTA, kabarbisnis.com: Gelaran Pemilu dan Pilpres 2024 diprediksi tidak akan mengganggu perekonomian terlalu besar, meski berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, adanya tahun politik dengan penyelenggaraan Pemilu dan Pilpres 2024 tersebut akan mendorong kenaikan inflasi, kendati begitu lonjakannya diprediksi tidak akan terlalu besar. Hal itu dikarenakan pertumbuhan ekonomi nasional yang cenderung melambat.
"Kalau saya liat biasanya inflasi tidak terlampau besar ya di tahun politik. Kita lihat 2014, 2019, 2024 itu tidak akan terlalu besar, karena di tahun politik pertumbuhan ekonominya cenderung agak slow down," kata Asmo dalam acara pelatihan wartawan BI di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dikutip Selasa (12/9/2023).
Disisi lain, Andry memprediksi konsumsi masyarakat akan tetap terjafa stabil di level 5 persen. Menurutnya, yang perlu diwaspadai adalah penurunan investasi. Lantaran, ketika memasuki tahun politik biasanya investor cenderung menunggu dan melihat (wait and see) dalam berinvestasi pada momen tersebut.
"Jadi, memang PR pemerintah pusat dan pemerintah daerah bagaimana kita tetap menjaga. Paling tidak kita bisa dapatkan pertumbuhan investasi yang memang relatif lebih terjaga stabil," jelasnya.
Sebagai contoh, Asmo membeberkan terkait Pemilu tahun 2009, dimana tahun sebelumnya terjadi krisisfinansial global, namun pada tahun itu inflasi tidak meningkat signifikan.
Lalu, pada pemilu tahun 2014, tahun sebelumnya sempat terjadi taper tantrum. Selanjutnya, pada pemilu tahun 2019, tahun sebelumnya terjadi perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
Sebagai informasi, taper tantrum kebijakan pengurangan nilai aset oleh bank sentral Amerika Serikat atau The Fed. Pengurangan ini biasanya diberlakukan untuk qualitative easing atau obligasi.
"2024, 2023 kondisi ekonominya seperti ini. Memang tantangannya adalah bagaimana membuat investasi itu tetap bisa tumbuh, tidak turun misalnya. Seperti pola pola yang kita temui di tahun pemilu-pemilu sebelumnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta tensi atau suhu politik kali ini tidak terlalu panas demi menjaga arus investasi di Indonesia.
Pasalnya, tahun 2023 hingga 2024 ini menjadi tahun politik yang kerap menaikkan tensi.
Bahlil memandang, dengan kenaikan tensi politik akan berpengaruh pada pergerakan arus investasi ke Tanah Air.
Jika suhu politik ini bisa dijaga, dia meyakini tak akan mengganggu perilaku investor dan calon investor.
"Sekalipun ini masuk tahun politik, tapi kalau boleh politik itu gak boleh panas, supaya kita menjaga stabilitas dan kita memperkecil wait and see dari pada investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia," ujar dia. kbc10
Bersama Pemkot Surabaya, Lapis Kukus Pahlawan Komitmen Dukung Pengembangan UMKM
57 Persen Generasi Z Pilih Berkarir Jadi Influencer
Bersama Pemkot Surabaya, Lapis Kukus Pahlawan Komitmen Dukung Pengembangan UMKM
Duh! Kecepatan Internet RI Urutan 98 Dunia, Kalah dari Kamboja
Capres Boleh Posting Konten di TikTok, tapi Jangan Cari Sumbangan