Harga Meroket, BPS: Beras Biang Kerok Inflasi Sejak Agustus 2023

Rabu, 1 November 2023 | 16:13 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi Indonesia atau Indeks Harga Konsumen (IHK) secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Oktober 2023 yaitu sebesar 0,17%. Angka ini turun bila dibandingkan inflasi mtm per September 2023 sebesar 0,19%.

Sedangkan, secara tahunan inflasi pada Oktober 2023 yaitu sebesar 2,56% (year-on-year/yoy). Namun, bila dibandingkan dengan laju inflasi yoy Oktober 2022 sebesar - 1,11% (deflasi), lonjakan harga pada bulan lalu cukup signifikan.

Adapun inflasi tertinggi per Oktober 2023 terjadi di Tanjung Pandan sebesar 5,43% dengan IHK sebesar 120,87 dan terendah terjadi di Jayapura sebesar 1,43% dengan IHK sebesar 112,88.

Komoditas beras menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar pada Oktober 2023. Inflasi beras sebesar 1,72% dengan andil sebesar 0,06%. Secara akumulatif, selama tahun 2023 beras juga menyumbang andil inflasi terbesar, yaitu 0,49%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengatakan, beras merupakan salah satu komoditas penyumbang andil inflasi terbesar selama tiga bulan berturut-turut sejak Agustus sampai Oktober 2023.

"Jika kita melihat sebarannya, inflasi beras Oktober 2023 tersebar di 87 kota IHK, sementara itu terdapat 2 kota mengalami deflasi beras, dan 1 kota lainnya stabil," ujar Pudji dalam konferensi pers di Kantor BPS pada Rabu (1/11/2023).

Selain itu, Pudji menyebut beras juga menjadi salah satu komoditas utama penyebab inflasi komponen volatile food  atau harga bergejolak dengan inflasi 1,72% dan andil 0,06%. Dua komoditas lain yang menjadi menjadi penyebab inflasi komponen volatile food  adalah cabai rawit dan cabai merah.

Cabai rawit sepanjang Oktober 2023 mengalami inflasi 19,59% dengan andil 0,03%, dan cabai merah mengalami inflasi 3,98% dengan andil 0,01% terhadap inflasi Oktober 2023. kbc11

Bagikan artikel ini: