Nyamuk Bill Gates Disebar di RI, Bahaya atau Menguntungkan?
JAKARTA, kabarbisnis.com: Belakangan ini nyamuk Bill Gates menjadi perbincangan publik. Nyamuk ini rencananya disebar di Jakarta dan Bali pada awal Desember 2023 guna mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Rencana penyebaran nyamuk Bill Gates menuai pro dan kontra. Masyarakat yang menolak beralasan nyamuk tersebut bisa bermutasi dan membahayakan manusia.
Menurut Pakar Kesehatan Zubairi Djoerban, nyamuk tersebut seperti vaksin yang bisa melumpuhkan virus dengeu.
"Gampangnya, ini seperti vaksin, tapi yang divaksin itu nyamuknya agar tidak menyebarkan virus ke manusia. Selain itu, nyamuk hanya akan bekerja untuk mengurangi jumlah spesies nyamuk sasaran," kata Zubairi melalui akun X @ProfesorZubairi, dikutip Minggu (19/11/2023).
Mantan Ketua Satgas Covid-19 IDI ini menyebut, nyamuk Bill Gates sudah berhasil digunakan di beberapa bagian Brazil, kepulauan Cayman, Panama, India, dan Singapura.
Zubairi menambahkan, di Indonesia sendiri, nyamuk Bill Gates sudah disebar di Yogyakarta. Setelah diteliti oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), kasus DBD mengalami penurunan sampai 77%. Begitupun dengan presentase pasien yang dirawat di RS karena DBD, turun sampai 86%.
Zubairi mengatakan, Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat menyebut nyamuk transgenik atau Bill Gates ini tidak menimbulkan risiko bagi manusia, hewan, atau lingkungan.
"Untuk diketahui, hanya nyamuk transgenik jantan yang dilepaskan karena tidak akan menggigit manusia. Sehingga tidak membahayakan dan tidak ikut menyebarkan virus Zika serta patogen lainnya," jelas Zubairi.
Di Amerika Serikat, penggunaan nyamuk transgenik sudah diatur oleh EPA. Izin Penggunaan Eksperimental atau EUP harus diberikan terlebih dahulu sebelum melakukan penyebaran.
"Begitulah ilmu pengetahuan, terus berkembang dengan berbagai pro dan kontranya. Suatu hal yang baru memang akan selalu menimbulkan diskusi," imbuh Zubairi.
Zubairi mengungkap asal usul nama nyamuk Bill Gates. Dokter senior IDI ini mengatakan, sebenarnya nyamuk ini bernama Wolbachia.
Pengembangan nyamuk ini menjadi proyek World Mosquito Program (WMP) yaitu perusahaan milik Monash University.
"Mungkin karena proyek ini mendapatkan dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation, maka banyak dikenal sebagai nyamuk Bill Gates," jelas Zubairi.
Tujuan dikembangkannya proyek ini adalah untuk menurunkan penyebaran DBD, demam kuning, dan chikungunya. Bakteri Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengeu yang terkandung dalam nyamuk aedes aegypti. kbc10
Gandeng Palang Merah Indonesia, KFC Indonesia Salurkan Dana Kemanusiaan Rp 1,5 Miliar Untuk Palestina
Sasar Kalangan Pebisnis Jawa Timur, OPPO Gelar OPPO International Skyport di Surabaya
Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Bukukan Kontrak Senilai Rp 20,2 Triliun
Modena Home Center Hadir di Surabaya, Bawa Inovasi Smart Living Untuk Smart City
Awal Bulan Depan, Kominfo Bakal Terbitkan Aturan Soal AI