Poltana Mapena Tuban Jajaki Kerjasama Peningkatan SDM Pertanian dan Peternakan dengan Kadin Jatim

Selasa, 5 Maret 2024 | 12:08 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Politeknik Pertanian dan Peternakan (Poltana) Mapena Tuban melakukan penjajakan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sektor pertanian dan peternakan dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Poltana Mapena Tuban, Teguh Dwi Putra saat berkunjung ke Graha Kadin Jatim, Surabaya, Senin (4/3/2024). Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto didampingi oleh Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Pertanian dan Pangan Edi Purwanto, WKU Bidang Peternakan, Perikanan dan Hasil Laut, Ulya Abdillah dan WKU Bidang SDM dan Ketenagakerjaan Nurul Indah Susanti yang juga menjabat sebagai Direktur Kadin Institute.

Teguh Dwi Putra mengatakan, sejauh ini keberadaan Poltana Mapena Tuban memang belum begitu dikenal masyarakat luas. Padahal Poltana Mapena adalah satu-satunya Politeknik khusus pangan di Jawa Timur dengan tiga prodi, yaitu Prodi agribisnis, Prodi Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Prodi Budidaya Ternak.

Oleh karena itu, pihaknya tengah gencar melakukan sosialisasi dan kerjasama dengan banyak pihak, termasuk dengan Kadin Jatim yang dikenal memiliki komitmen kuat melaksanakan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi sesuai dengan Perpres nomor 68/2022.

"Tujuan kunjungan kami ke Kadin Jatim, pertama adalah untuk mengenalkan keberadaan Poltana Mapena di kabupaten Tuban betul-betul ada. Sehingga dengan silaturahim ini berharap ada sinergi antara Kadin Jatim dengan Poltana untuk pengembangan vokasi di daerah Tuban, Lamongan dan Bojonegoro, khususnya di sektor pertanian dan peternakan," ungkap Teguh Dwi Putra.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa SDM pertanian dan peternakan di Tuban, Lamongan dan Bojonegoro cukup banyak tetapi pendidikan mereka mayoritas lulusan SMP, sehingga Poltana Mapena memiliki keinginan untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka.

"Kami berupaya bagaimana SDM yang ada ditingkatkan secara keilmuan. Dengan adanya politeknik ini diharapkan bisa meningkat, sehingga pendidikan mereka tidak hanya hanya 7 tahun tetapi bisa mencapai hingga jenjang lebih tinggi," katanya.

Rendahnya tingkat pendidikan SDM pertanian dan peternakan di Tuban dan Bojonegoro menurutnya karena mindset yang terbangun dan faktor ekonomi. Mindset masyarakat di sana, tidak menganggap penting jenjang pendidikan yang tinggi, yang terpenting adalah bagaimana anak-anak mereka bisa cepat bekerja. "Jadi yang terbangun, kenapa harus melanjutkan kuliah kalau lulus SMP saja bisa mendapatkan rupiah," ungkap Teguh Dwi Putra.

WKU Bidang Pangan dan Pertanian Edi Purwanto mengungkapkan bahwa minimnya minat generasi muda untuk mendalami pertanian dan peternakan adalah problem klasik di Indonesia, termasuk di daerah sentra pangan seperti Tuban dan Bojonegoro. Hal ini terlihat dari kecilnya jumlah mahasiswa yang masuk di Poltana Mapena yang tidak sampai 100 mahasiswa.

"Ini adalah problem klasik yang terjadi selama ini bahwa minat untuk masuk pertanian dan peternakan yang menjadi basis kita masih belum memadahi. Karena mindset mereka bahwa pertanian dan peternakan itu bukan sesuatu yang menjanjikan. Padahal dibalik itu semua, sebenarnya potensi industri pangan sangat besar, pangan tidak ada ceritanya menurun tetapi justru naik. Saya kira ini adalah PR kita bersama, bagaimana kita bisa membangun kesadaran masyarakat bahwa bidang pangan adalah strategis," kata Edi Purwanto.

Selain mindset yang keliru, faktor penyebab minimnya minat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi juga terkait dengan kondisi ekonomi masyarakat. Biasanya, masyarakat desa menginginkan anaknya bisa cepat bekerja.

"Ini juga harus kita tangkap menjadi sebuah peluang untuk kita bisa membantu. Adanya tuntutan untuk cepat bekerja, disisi lain seharusnya mereka bisa meneruskan pendidikan, maka kita harus bisa mencarikan jalan tengah. Yaitu bagaimana anak-anak bisa kuliah dan dapat benefit, dipancing agar tertarik kuliah. Setelah berkuliah baru kita kasih wawasan," katanya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, sebagai kampus swasta Poltana Mapena sebenarnya memiliki keleluasaan dalam pengelolaan. Dan ini akan. Menjadi point penting untuk dapat melakukan pengembangan. Kedua, Poltana memiliki infrastruktur yang kuat serta SDM pengajar yang memadai. Sementara sumber tenaga kerja di sekitar lokasi Poltana juga banyak.

"Sehingga yang bisa kita lakukan adalah pertama bagaimana Kadin mendorong minat dan kesadaran generasi muda di sana. Kedua memberi support pelatihan kepada mahasiswa untuk menjadi contoh bahwa dengan kuliah di Poltana akan mendapatkan nilai lebih. Ketiga meningkatkan kapasitas kompetensi melalui Kadin Institute, sehingga saat mereka lulus dapat sertifikat kompetensi keahlian," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, WKU Bidang Peternakan, Perikanan dan Pengolahan Hasil Laut Ulya Abdillah mengungkapkan bahwa ada solusi yang bisa ditawarkan. Kepada generasi muda di sana, yaitu dengan merekrut mereka untuk diberi pekerjaan sambil sedikit demi sedikit menyadarkan mereka tentang pentingnya melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

'Kami memfasilitasi anak yang putus sekolah. Untuk dikaryakan dan sedikit demi sedikit diarahkan kuliah. Karena problem putus sekolah ini sangat kompleks, biasanya dari latar belakang keluarga, khususnya org tua, sehingga yang ada dalam pikirannya adalah bagaimanaencari uang," ungkap

Ulya juga mempersilahlan Poltana bekerjasama mendalami industri pergulaan, khususnya dalam hal peningkatan produktivitas tebu. Juga tentang peternakan kambing. "Kami memiliki pusat pengembangan industri gula di Kediri, juga miliki pengembangan ternak kambing di Blitar, silahkan kalau mahasiswa Poltana melakukan penelitian atau kajian," kata Ulya.

Sementara WKU Bidang SDM dan Ketenagakerjaan Nurul Indah Susanti juga menyambut baik keinginan Poltana Mapena. Kadin Jatim bersama Kadin Institute akan memberikan dukungan dan support.

Saat ini, Kadin Jatim telah melakukan pemetaan, termasuk lembaga yang terkait dengan vokasi. Ada sekitar 12 Politeknik di Jatim, ada sekitar 2.156 SMK dan 5.853 industri yang bisa dikerjasamakan.kbc6

Bagikan artikel ini: