Sarihusada gelar diskusi, ingatkan pentingnya nutrisi bagi anak alergi

Jum'at, 1 April 2016 | 07:26 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Produsen susu dan produk nutrisi PT Sarihusada Generasi Mahardika (Sarihusada) terus mengedukasi masyarakat untuk memperhatikan pentingnya menyadari faktor risiko alergi pada anak khususnya alergi protein susu sapi. Dengan menggelar Diskusi Nutritalk, Sarihusada mengajak para orang tua untuk mengenali gejala-gejala alergi, dan menyadari peran penting nutrisi yang tepat di awal kehidupan bagi optimalisasi tumbuh kembang anak dengan alergi protein susu sapi.

Diskusi Nutritalk yang menghadirkan para ahli dibidangnya ini mengambil tema Early Life Nutrition: Dasar-dasar dan Pedoman Praktis Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak dengan Alergi Protein Susu Sapi. Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo Surabaya, dr Ahmad Suryawan yang menjadi pembicara dalam diskusi tersebut, mengatakan efek alergi terhadap anak bisa berakhir menjadi dua hal. Untuk pertumbuhan akan berdampak terhadap berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.

”Masalah lain yang timbul adalah soal perkembangan dimana bisa mempengaruhi kemampuan penglihatan atau pendengaran anak, motorik halus dan kasar dan lain-lain,” katanya di sela memberi paparan materi dalam diskusi Nutritalk di Hotel JW Marriott Surabaya, Kamis (31/3/2016).

Ia menambahkan, dibutuhkan intervensi nutrisi yang tepat bagi anak-anak dengan risiko alergi, sehingga anak terhindar dari allergen pemicu. Wawan menuturkan, intervensi nutrisi yang dapat dilakukan terhadap anak-anak dengan risiko tidak toleran terhadap protein susu sapi salah satunya adalah pemberian nutrisi dengan protein terhidrolisasi parsial. 

Sementara itu, Ahli Alergi Imunologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, dr Anang Endaryanto menjelaskan, protein terhidrolisis parsial adalah sebuah hasil teknologi yang memotong panjang rantai proten menjadi lebih pendek dan memperkecil ukuran massa molekul protein sehingga protein akan lebih mudah dicerna dan diterima anak.

Misalnya saja pada anak dengan alergi susu sapi, teknologi ini memungkinkan anak yang tidak toleran terhadap protein susu sapi dapat tetap memperoleh nutrisi dengan asupan protein yang dibutuhkan untuk mendukung tercapainya pertumbuhan yang optimal.

Selain memperhatikan nutrisi, para orang tua juga didorong untuk memperhatiakn resiko munculnya alergi akibat faktor keturunan. Dari hasil penelitian, anak anak dengan kedua orang tua memiliki riwayat alergi memiliki resiko alergi sebesar 40% - 60%. Resiko ini menjadi lebih tinggi pada anak anak dengan kedua orang tua yang memiliki riwayat alergi dan manifestasi sama, yaitu sebesar 60%-80%.

Sedangkan anak dengan salah satu orang tua memiliki riwayat alergi beresiko mengalami alergi sebesar25%-30%. Bagi anak dengan orang tua yang tidak memiliki riwayat alergi pun masih beresiko mengalami alergi sebesar 5%-15%.

”Penanganan terhadap alergi harus dilakukan sedini mungkin, sehingga anak terhindar dari dampak jangka panjang alergi dan tumbuh kembang tidak terhambat. Penanganan tersebut adalah mengenal gejala alergi, alergen pemicu, dan memantau asupan nutrisi, dan memberikan nutrisi yang efektif bagi anak anak yang mengalami alergi protein susu sapi adalah formula dengan isolat protein kedelai,” paparnya. kbc8

Bagikan artikel ini: