Empat kunci sukses anak muda versi Bupati Banyuwangi Azwar Anas

Jum'at, 3 Juni 2016 | 11:50 WIB ET
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas

SURABAYA, kabarbisnis.com: Untuk memenangkan persaingan yang kian ketat, anak muda harus mengembangkan empat sikap, yaitu terus mengembangkan kapasitas, jaringan, inovasi, dan berani berkompetisi. Dengan empat aspek tersebut, anak muda bisa menjadi penggerak kemajuan.

”Empat aspek itu saling melengkapi,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat hadir dalam acara Supermentor di Graha ITS, Surabaya, belum lama ini.

Dalam acara tersebut, tampil juga mantan Duta Besar RI untuk AS dan mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal. Selain itu, ada CEO Crown Group (perusahaan properti raksasa di Australia) Iwan Sunito. Supermentor adalah acara berbagi inspirasi yang digagas Dino Patti Djalal. Supermentor sudah digelar 12 kali di Jakarta, Medan, Australia, dan Surabaya dengan menghadirkan beragam tokoh, mulai mantan presiden, atlet, bupati, hingga prajurit TNI.

Anas mengatakan, dengan kapasitas, anak muda bisa memiliki daya saing yang sangat berguna di era kompetisi global. Kapasitas tersebut lalu harus ditopang dengan jaringan luas. ”Kadangkala ada anak muda punya kapasitas tapi minim jaringan, pasti kalah bersaing. Jaringan jangan disalahartikan nepotisme atau pertemanan. Jaringan terkait kepercayaan dan rekam jejak. Orang akan punya jaringan jika dia dipercaya dan punya rekam jejak baik,” beber mantan anggota DPR RI ini.

Anas menambahkan, kapasitas dan jaringan harus dilengkapi dengan keberanian melakukan inovasi. Anak muda harus berani melakukan terobosan dengan inovasi-inovasi. ”Di antara kerumunan, jutaan anak muda, harus ada yang berbeda, harus inovasi. Dengan begitu kita akan bisa tampil mengoptimalkan potensi diri,” ujarnya.

Yang terakhir, sambung Anas, anak muda harus berani berkompetisi. ”Jangan alergi kompetisi. Kompetisi mendidik diri ke arah yang lebih baik. Kompetisi juga membuat kita punya mental pemenang, yaitu sikap tidak kenal menyerah. Gagal, coba lagi, begitu seterusnya sampai berhasil,” kata Anas yang kembali terpilih sebagai bupati pada Pilkada Desember 2015 lalu.

Anas menambahkan, empat aspek itu pula yang dia terapkan selama dipercaya menjadi bupati Banyuwangi. Paduan antara kapasitas, jaringan, inovasi, dan berani bersaing membawa banyak perubahan di Banyuwangi. Misalnya, pendapatan per kapita sudah naik 80 persen dari Rp 20,8 juta per orang per tahun pada 2010 menjadi Rp 37,53 juta per tahun pada 2015. 

”Indeks ketimpangan atau gini ratio juga sudah turun dari 0,33 menjadi 0,29. Meski demikian, problem kemiskinan tetap ada. Ada sebagian warga yang belum masuk dalam gairah peningkatan ekonomi ini. Banyak faktor penyebabnya. Mereka tidak ditinggal. Kami terus berupaya dengan program-program berkelanjutan,” pungkas Anas. kbc2

Bagikan artikel ini: