Tak perlu khawatir, ini dampak minimal Brexit terhadap ekonomi RI

Senin, 27 Juni 2016 | 14:22 WIB ET
(ilustrasi)
(ilustrasi)

JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank Indonesia (BI) menyatakan ketahanan ekonomi Indonesia saat ini diyakini mampu menjaga perekonomian Indonesia terhadap dampak hasil referendum di Inggris. BI memandang bahwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) berdampak relatif terbatas pada perekonomian domestik, baik di pasar keuangan maupun kegiatan perdagangan dan investasi.

"Perekonomian Indonesia saat ini memiliki ketahanan ekonomi yang baik. Stabilitas makroekonomi tetap terjaga yang tercermin dari inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang terkendali, dan nilai tukar yang relatif stabil," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, Senin (27/6).

Sementara di tengah pelemahan pasar uang Eropa dan Asia, nilai tukar rupiah relatif stabil. Sementara pasar saham Indonesia juga mengalami koreksi terbatas, terutama dibandingkan dengan negara-negara peers seperti India, Thailand dan Korea Selatan.

Selain di pasar keuangan, dalam jangka menengah, dampak Brexit melalui jalur perdagangan juga diyakini terbatas. Pangsa ekspor Indonesia ke Inggris hanya sekitar 1,0 persen dari total ekspor Indonesia. Meski demikian, dampak lanjutan terganggunya hubungan perdagangan Inggris-Eropa perlu dicermati mengingat pangsa ekspor Indonesia ke Eropa (di luar Inggris) mencapai 11,4 persen tahun 2015.

"Sebagian besar ekspor Indonesia ke Eropa adalah bahan baku dan mentah," kata Tirta.

Sementara dampak kinerja investasi di Indonesia juga diprediksi terbatas. Dalam lima tahun terakhir, pangsa penanaman modal asing langsung dari Inggris terhadap total penanaman modal asing di Indonesia tercatat di bawah 10 persen.

Ke depan, BI akan terus mencermati potensi risiko yang muncul dari hasil referendum di Inggris. BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memonitor perkembangan perekonomian global, serta mendukung langkah pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui penguatan stimulus pertumbuhan dan percepatan implementasi reformasi struktural. kbc10

Bagikan artikel ini: