La Nina bakal kikis produksi gula nasional
JAKARTA, kabarbisnis.com: Fenomena La Nina dikhawatirkan akan menurunkan tingkat rendemen tebu petani.Jika hal ini terjadi maka produksi gula nasional diperkirakan akan tertekan.
"Saat ini kan sedang terjadi La Nina, ini dampaknya cukup besar untuk tebu kita. Kalau cura hujan tinggi bobotnya tebu meningkat sementara pada rendemennya pasti mengalami penurunan," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman di Jakarta, Selasa (20/9/2016).
Karenanya, menurut Amran, pihaknya berupaya menjaga agar produksi gula meningkat. Upaya yang ditempuh seperti melakukan langkah replanting. Amran juga mengatakan pihaknya berupaya membuka seluas 380.000 hektare (ha) lahan tebu baru.
Amran mengatakan pembukaan lahan baru ini akan diprioritaskan pada daerah yang saat ini sudah dibangun industri gula, seperti di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Lampung, mengingat semakin sempitnya lahan pertanian di daratan jawa.Mentan mengatakan pihaknya sudah melakukan langkah kerja sama dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) untuk melihat daerah mana saja yang berpeluang dijadikan lahan pertanian tebu."Saat ini kita sedang proses, targetnya tahun ini sudah selesai," kata Amran.
Untuk pengolahan lahan tebu tersebut pemerintah akan memberi wewenang kepada PTPN, Perhutani dan juga pihak swasta."Kita akan beri kepercayaan ini kepada mereka," kata Mentan.
Semula, Kementan menetapkan produksi gula tahun ini sebesar 2,6 juta ton. Dengan musim kemarau basah ini dengan rendemen rerata 7% saja sudah dapat dikatakan bagus.
Sejumlah analisa memprediksikan produksi gula mengalami penurunan cukup signifikan bila di bandingkan tahun 2015. Produksi gula petani diperkirakan hanya mencapai 2,2 juta ton, turun 300.000 ton dibandingkan produksi tahun 2015 lalu yang mencapai 2,5 juta ton.
Meski begitu, Mentan berdalih hal itu masih berupa estimasi sehingga belum dapat dijadikan rujukan."Itu masi sebatas estimasi, nanti kita lihat data riilnya di lapangan," pungkasnya.kbc11
Hati-hati! Ditemukan 164 aplikasi jahat di Android Play Store
Makin populer, aplikasi pesaing WhatsApp kini dukung Bahasa Jawa
Ada 'harta karun' tersembunyi di lumpur Lapindo Sidoarjo, apa itu?
Pelanggan melejit di tengah pandemi, Netflix raup pendapatan Rp350 triliun
Erick khawatir mobil listrik bakal ganggu bisnis SPBU Pertamina