Ingin eksis di dunia internasional, HDII minta sertifikasi dipermudah

Jum'at, 4 November 2016 | 09:44 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) meminta agar prosedur untuk mendapatkan sertifikat dipermudah. Hal ini harus dilakukan agar desainer di tanah air bisa bersaing di kancah internasional. Sementara sampai saat ini, jumlah desainer yang sudah tersertifikasi di seluruh Indonesia masih sekitar 20%.

“Kalau seluruh Indonesia jumlah desainer dalam negeri sangat banyak, sementara di Jatim jumlahnya mencapai sekitar 300an orang. Dari jumlah tersebut, hanya 20% yang sudah tersertifikasi,” ujar Ketua HDII Jatim Niken Rarasrini usai pembukaan pameran MegaBuild East Indonesia 2016 di Grand City Surabaya, Kamis (3/11/2016).

Sejauh ini, ujarnya, untuk mendapatkan legalitas atau sertifikat, desainer di Jatim misalnya, harus ke Jakarta. Karena di Surabaya masih belum ada lembaga yang berwenang untuk melaksanakanya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan jumlah desainer yang sudah mengantongi sertifikat masih sangat minim.

“Padahal sekarang, sudah banyak desainer luar negeri yang masuk Indonesia. Bahkan sekarang dari Asia Pasifik sudah ada yang masuk. Sebenarnya desainer lokal ini sangat memenuhi persyaratan, hanya terkendala legalitas saja. Kita menangnya di harga, lebih kompetitif dibanding mereka, mungkin selisihnya bisa mencapai 30%,” ujarnya.

Selain itu, agar desainer lokal lebih dikenal pasar, HDII juga berupaya mendorong anggotanya untuk mengikuti pameran, seperti dalam pameran MegaBuild East Indonesia 2016 kali ini.

Terkait target transaksi dalam Pameran MegaBuild East Indonesia 2016, General Manager Reed Panorama Exhibitions James Boey mengatakan mencapai sekitar Rp 150 miliar. Target itu naik dibanding nilai transaksi yang dihasilkan pada pameran serupa yang digelar tahun 2015 yang hanya menghasilkan Rp80 miliar.

“Surabaya dan Jatim adalah pintu utama yang menghubungkan segala hal yang ada di wilayah Indonesia Timur, sehingga pameran ini menjadi platform terbaik bagi pelaku industri," katanya.

Pameran tersebut, kata James merupakan satu-satunya pameran yang membawa tiga bidang industri, yakni industri arsitektur, desain interior dan bahan bangunan.  Dan pameran ini memiliki potensi yang cukup besar di wilayah Indonesia Timur.

Dalam pameran tersebut pihaknya mengajak kerja sama para pemangku jabatan Provinsi Jatim dan akademisi, yang terdiri dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.  Selain itu, juga mengajak beberapa pengusaha yang tergabung dalam sejumlah asosiasi, seperti Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ikatan Insiyur Indonesia dan Ikatan Desainer Interior Indonesia (HDII). Pameran diikuti sebanyak 75 perserta, dengan sekitar 75% perserta berasal dari industri lokal Jawa Timur.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf samgat mengapresiasi kepesertaan yang didominasi industri lokal dari wilayah setempayt. Ia mengatakan bahwa kepesertaan yang didominasi industri lokal diharapkan mampu mendorong pertumbuhan industri daerah agar bisa bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Kami dari pemerintahan juga terus berupaya mempersiapkan dan mendorong semua industri lokal dalam menghadapi MEA," pungkasya.kbc6

Bagikan artikel ini: