RI rangkul Lithuania kembangkan EBT berbasis biomassa

Kamis, 18 Mei 2017 | 16:53 WIB ET
(Ilustrasi/istimewa)
(Ilustrasi/istimewa)

JAKARTA, kabarbisnis.com: Pemerintah Indonesia menjalin kerjasama dengan pemerintah Lithuania untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) berbasis biomassa.Perjanjian kerja sama Goverment  to Goverment  (G to G)  itu ditandai oleh penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Energi Lithuania Zygimantas Vaiciunas di Jakarta, Kamis (18/5/2017).

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan lingkup kerjasama antara Indonesia-Lithuania itu meliputi bentuk proyek bersama, dialog kebijakan energi, alih teknologi, penelitian dan pengembangan hingga capacity builiding. Arcandra berharap, dengan perjanjian kerjasama ini, diharapkan investasi langsung dari Lithuania di subsektor EBTKE bisa ditingkatkan.

"Penandatanganan MoU yang disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Dalia Grybauskaite pagi tadi (kemarin) sebagai milestone penting untuk memperkuat kerja sama kedua negara," ujar Arcandra.

Archandra mengatakan, negara Lithuania dapat dijadikan benchmark dalam pengembangan teknologi biomassa. Pasalnya, di negara itu biomassa menjadi bagian penting dalam proses bauran energi di negeri itu. "Secara pribadi merasa kagum atas keberhasilan Lithuania dalam mengelola biomassa sehingga menjadi pangsa pasar yang kompetitif. Indonesia harus belajar dari mereka," tuturnya.

Lithuania, masih Arcandra, disebut memiliki sistem Biomass Exchange, dimana pasar biomassa menjadi transparan, efisien, serta mampu mendorong kompetisi dan mengeliminasi perbedaan-perbedaan harga biomass. Sebagai informasi saja, harga rata-rata biomassa di Lithuania per-Agustus 2012 sebesar 193 euro per ton, sedangkan pada Agustus 2016 telah turun menjadi 113 euro per ton, atau turun sekitar 40%.

Arcandra menambahkan saat ini Lithuania memiliki teknologi biomassa yang telah dikembangkan oleh 20 perusahaan yang beroperasi di bidang industri biofuel (design, manufacturing dan ekspor barang jadi).Arcandra pun menyebut  kerja sama ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah dalam memenuhi target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025."Saya yakin kolaborasi ini akan menginspirasi lebih banyak kegiatan inovatif di masa depan dan mendorong inovasi dan pengembangan teknologi kedua belah pihak," pungkasnya. kbc11

Bagikan artikel ini: