Tantowi Yahya ingin kerja sama energi dengan Selandia Baru digenjot terus

Kamis, 22 Juni 2017 | 17:57 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru di bidang energi, khususnya tenaga panas bumi yang telah terjalin sejak tahun 1970-an, akan lebih didorong peningkatannya.

Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, mengatakan, penguatan itu dalam hal kerja sama bantuan teknis. Yaitu berupa peningkatan kapasitas pelatihan SDM di sektor panas bumi, melalui kerja sama antar universitas kedua negara.

"Ini diharapkan dapat meluas dan lebih konkrit," kata Tantowi, dalam keterangannya, Kamis (22/6).

Hal ini menjadi perhatian utama pada pertemuan antara Tantowi Yahya dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Selandia Baru, Hon Judith Collins di kantornya di Gedung Parlemen, Wellington, waktu setempat.

Pada kesempatan pertemuan dengan Menteri Collins, Dubes Tantowi mengapresiasi kerja sama dengan Selandia Baru yang telah terjalin selama ini. Baginya, salah satu bidang energi yang cukup besar potensinya unttuk dikerjasamakan adalah panas bumi.

“Potensi tenaga panas bumi Indonesia sekitar 40 persen dari cadangan dunia namun masih sedikit yang dimanfaatkan,” ungkap Dubes Tantowi.

Menurutnya, teknologi dan kapasitas yang dimiliki Indonesia belum dapat memanfaatkan potensi tersebut secara optimal. Sehingga peluang untuk investasi asing cukup terbuka.

Misalnya, untuk pembangkitan tenaga listrik, terdapat 29.000 megawatt potensi panas bumi dimanfaatkan secara keseluruhan. Oleh karena itu diharapkan perusahaan-perusahaan energi Selandia Baru, yang dikenal memiliki keunggulan di bidang tenaga panas bumi, dapat terlibat langsung mengembangkan energi panas bumi di Indonesia.

Baginya, kerja sama itu sangat terbuka karena Pemerintah Indonesia terus melaksanakan berbagai kebijakan dalam rangka menciptakan iklim perekonomian yang mendukung masuknya investasi. Termasuk mengupayakan sistem tarif dan harga listrik yang ekonomis.

Dalam pertemuan itu, Menteri Collins menyampaikan bahwa penggunaan energi baru dan terbarukan diarahkan untuk menjadi sumber utama suplai energi di Selandia Baru. Sebanyak 80 persen listrik menggunakan sumber terbarukan seperti angin, panas bumi, hidro, dan tenaga surya.

Di Selandia Baru, pemanfaatan tenaga panas bumi terus meningkat, khususnya untuk listrik, di mana lebih dari 15 persen bersumber dari energi panas bumi. Keunggulan dalam teknologi pengelolaan panas bumi Selandia Baru sangat berpotensi dikerjasamakan untuk mendorong pengembangan panas bumi di Indonesia.

Menteri Collins juga sepakat bila dilaksanakan terobosan baru mendorong kerjasama energi dua negara, lewat pembentukan Indonesia New Zealand Energy Dialogue.

Di sisi lain, Dubes Tantowi justru menyebut adanya minat dari Indonesia unutk melakukan investasi di Selandia Baru, termasuk di bidang energi. Menteri Collins menyampaikan sangat mendukung jika ada pihak Indonesia akan melakukan investasi di Selandia Baru.

"Selain panas bumi, sumber energi tenaga angin juga merupakan potensi besar di Selandia Baru," kata Tantowi.

Selain menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya, Hon Judith Collins juga adalah Menteri Pendapatan Negara dan Menteri Komunitas Etnis dalam kabinet pimpinan PM Bill English saat ini. kbc9

Bagikan artikel ini: