Komitmen bangun ekonomi umat, La Nyalla utus staf ahli Kadin ke Forum Bisnis Pesantren

Minggu, 13 Agustus 2017 | 21:04 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Komitmen membangun ketahanan ekonomi pesantren yang diusung sebagai salah satu program bakal calon gubernur Jatim, Ir. H. La Nyalla Mahmud Mattalitti. Hal ini ditunjukkan dengan mengutus staf ahli Kadin Jatim, untuk ikut menyumbangkan pikiran di Forum Diskusi Program Temu Bisnis  Pesantren, yang digelar Bank Indonesia (BI) dengan PW Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama, di Surabaya, Jumat (11/8/2017).

La Nyalla secara khusus menugaskan Dr. Ir. Jamhadi untuk terlibat dalam forum yang membicarakan masa depan sekitar 8.000 pondok pesantren di Jatim. "Sebagai lembaga resmi NU yang diberi tugas pengembangan pesantren, RMI punya peran strategis dalam mendesain bagaimana pesantren dikelola pada masa-masa mendatang. Saya mengusulkan agar pesantren menjadi jangkar bagi ekonomi umat,” ujar La Nyalla, Minggu (13/8/2017).

Sementara Jahmadi mengakui, pesantren punya potensi besar sebagai jangkar ekonomi umat. Jumlah pesantren di Jatim yang berbasis NU mencapai 8.000 pesantren yang tersebar di berbagai pelosok kampung. Mereka telah menghasilkan jutaan alumnus. Tiap tahun juga dihasilkan puluhan ribu alumnus. Ke depan, para santri yang telah selesai mondok itu harus mempunyai wawasan kewirausahaan.

“Santri yang lulus harus matang tiga hal. Ilmu agamanya oke, leadership oke, dan punya visi bisnis. Ini bukan soal orientasi uang lho, tetapi mewujudkan kemandirian ekonomi umat. Nabi Muhammad juga berniaga. Karena itu Pak La Nyalla sangat mendukung program RMI melalui event Pesantren Berkarya 2017,” ujar Jamhadi yang juga juru bicara ekonomi La Nyalla.

Untuk itu, ke depan, pengembangan ekonomi pesantren harus mendapat pendampingan dari pemerintah. Pemerintah juga bisa hadir dengan menghubungkan antara pelaku usaha besar dan pesantren. “Jadi pesantren didampingi. Bisa juga diajak bermitra, di mana pesantren menjadi pemasok untuk pelaku usaha yang sudah mapan,” tandas Jamhadi.

Jamhadi juga mendorong dimasukkannya instrumen teknologi informasi dan manajemen bisnis ke dalam kurikulum pesantren. “IT ini sudah wajib sekarang. Memprihatinkan sebenarnya ternyata masih banyak santri di pelosok Jatim yang belum menguasai IT, padahal IT adalah instrumen untuk menggenjot bisnis,” ujar dia.

Untuk mengakselerasi penguatan ekonomi pesantren, diperlukan sosok pemimpin yang benar-benar memahami seluk-beluk dunia kewirausahaan dan tantangan ekonomi ke depan. “Yang tahu dunia kewirausahaan, ya pasti pengusaha karena dia sudah teruji. Tapi bukan hanya pengusaha. Harus pengusaha yang punya ideologi jelas. Saya melihat itu ada pada sosok Pak La Nyalla. Dia pengusaha, sudah puluhan tahun, pernah bangkrut lalu bangkit lagi. Dia tahu bagaimana membawa pesantren menjadi jangkar ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan umat," pungkas Jamhadi. kbc7

Bagikan artikel ini: