Pemerintah fokus jaga daya beli untuk genjot pertumbuhan ekonomi
BOGOR, kabarbisnis.com: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah tengah berfokus menjaga dan menguatkan tingkat daya beli masyarakat untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun nanti. Pada semester I/2017, pertumbuhan ekonomi stagnan yaitu sebesar 5,01 persen.
Sri Mulyani menyebutkan adanya anggaran yang masuk dan langsung diterima oleh rakyat termasuk Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi salah satu pendorong penguatan daya beli masyarakat. “Ini bisa menambah daya beli masyarakat terutama yang kelompok bawah," ujarnya, di sela kunjungan kerja ke Desa Pasir Angin, Megamendung, Bogor, Senin, 14 Agustus 2017.
Menurut Sri Mulyani, daya beli merupakan akses penting untuk mengurangi ketimpangan. Dengan begitu, kelompok masyarakat bawah dapat mendapatkan tambahan manfaat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Selain itu, pemerintah juga menggelontorkan pembelanjaan anggaran lainnya. Anggaran yang dimaksud di antaranya seperti dana desa yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur, hingga mengucurkan kredit untuk usaha mikro dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menggerakkan roda perekonomian.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebutkan bahwa pelemahan daya beli masyarakat tampak dari peningkatan dana pihak ketiga (DPK) perbankan dan pertumbuhan kredit yang belum bergerak kencang. Salah satu penyebab lesunya kredit perbankan diduga adalah karena tingkat suku bunga yang cenderung masih tinggi. "Suku bunga secara umum spiritnya dari kami mungkin akan rendah, supaya memberikan amunisi agar kita lebih berkompetisi," ujarnya.
Menurut Wimboh, tingkat suku bunga dana di bank untuk deposito secara umum sudah rendah, namun untuk deposito korporasi masih tinggi. "Ada mekanisme pasar yang kita tekankan dengan transparansi dari industri perbankan mengenai pricing dan sebagainya."
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo berharap, bantuan yang diberikan pemerintah seperti bantuan sosial PKH dan kredit mikro dapat berkontribusi meningkatkan daya beli masyarakat. "Kredit mikro intinya bukan hanya untuk itu, tapi juga kami ingin mereka berusaha," ucapnya.
Mardiasmo melanjutkan dengan diluncurkannya program pembiayaan untuk pengusaha ultra mikro dapat berdampak positif mengurangi tingkat pengangguran. "Ini akses bisa semua, bisa satu keluarga mengajukan dan harapannya bisa jadi home industry," tuturnya.
Ketimpangan ekonomi masyarakat, menurut Mardiasmo, juga dapat ditekan karena ditopang perbaikan skala ekonomi. "Jadi mereka punya ability to pay, ability to consume, itu yang diharapkan,” ucapnya. kbc10
Paling Banyak Dikeluhkan, Granostic Hadirkan Layanan Pain Management Center
Jelang Konggres XXV di Bandung, Inilah Harapan Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim
Nilai Transaksi Kripto Menyusut pada Januari - Agustus 2023
The Fed Diramal Bakal Kerek Suku Bunga Jadi 5,75 Persen di Akhir Tahun
Hindari 'Penjajahan' Teknologi, RI Harus Segera Geber 5G