Please...Pembangunan infrastruktur di Papua jangan tinggalkan warga setempat

Rabu, 30 Agustus 2017 | 13:30 WIB ET
Andi Rukman Karumpa
Andi Rukman Karumpa

JAKARTA, kabarbisnis.com: Badan Pengurus Pusat Gabungan Pelaksana Kontsruksi Indonesia (BPP Gapensi) mengatakan, pembangunan infrastruktur yang massif di Papua harus dapat mendorong efisiensi dan daya saing Papua ke depan.

“Saat ini pembangunan infrastruktur sangat masif di Papua. Risiko fiskal dan anggaran negara memang harus ada rezim yang berani tanggung dan mengambil risiko politik. Kalau takut ambil risiko, maka Papua akan terus tertinggal,” ujar Sekretaris Jenderal BPP Gapensi Andi Rukman Karumpa.

Meski demikian, pengusaha asal Papua ini mengatakan, pembangunan infrastruktur secara masif tersebut tidak boleh membuat warga asli Papua menjadi terpinggirkan sebab merasa sulit bersaing dengan warga pendatang.

“Warga asli Papua harus diberi perhatian penuh agar mereka mampu menjadi tuan di kampung sendiri dan tidak menjadi penonton di tengah kemajuan pembangunan infrastruktur yang sangat pesat,” ucap Andi.

Sebab itu, Andi mengusulkan agar pemerintah membina warga lokal agar dapat menjadi pelaku UKM disepanjang jalan, bandara, pelabuhan yang baru dibangun.”Jadi, ada sentra-sentra UKM warga lokal, dimana mereka juga dilatih menjadi pengusaha baru. Sehingga kue pembangunan itu mereka bisa rasakan juga,” ujar Andi.

Andi mengakui kebijakan pemerintah pusat sangat berdampak pada efisiensi perekonomian lokal. Misalnya, Presiden Jokowi juga telah menetapkan kebijakan satu harga untuk bensin di Papua.

“BBM (Bahan Bakar Minyak) merupakan komoditas paling mahal di Papua. Tahun ini harga termahal itu berakhir. Ini sebuah keberanian sebab kalau tunggu infrastruktur siap baru menurunkam harga, sampai kiamat harga BBM di Papua tetap akan tinggi sekali,” ujar Andi.

Secara keseluruhan di kawasan timur, Andi mendorong Pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan sebanyak 187 kawasan perbatasan mulai dari Pulau Rondo sampai NTT, termasuk di Skouw, Kota Jayapura, Papua. Bahkan sejumlah Pos Lintas Batas Negara telah diresmikan tahun ini.

Di sektor perhubungan, pihaknya mengapresiasi diresmikannya bandara di Papua dan Sulawesi, mempercepat pengembangan jalan trans Papua, pembukaan lahan sawah baru di Sulawesi dan Kalimantan, percepatan pembangunan rel kereta api Sulawesi, serta peresmian sejumlah pembangkit listrik.

Andi berharap agar tahun ini merupakan tahun pembangunan infrastruktur bagi KTI. Sebab itu, tahun 2017, akan menjadi tahun pertumbuhan ekonomi bagi KTI. “Infrastruktur mulai dibangun, tentu akan berdampak bagi pertumbuhan. Semoga biaya logistik menurun, akselerasi ekonomi juga makin baik di KTI,” pungkas Andi. kbc1

Bagikan artikel ini: