Redam rabies, Puskeswan layani vaksinasi massal gratis

Minggu, 8 Oktober 2017 | 20:18 WIB ET

SUKABUMI, kabarbisnis.com: Kementerian Pertanian (Kementan) menyediakan anggaran penyediaan vaksin anti rabies tahun 2017 ini sebesar 1.366.700 dosis ke sejumlah provinsi di Tanah Air.Hal ini sebagai respon aktif guna meredam penyebaran rabies di Tanah Air.

Untuk mendapatkannya, para pecinta hewan peliharaan seperti kucing, anjijng dan monyet tidak perlu merogoh  kocek satu rupiah pun.Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Ketut Diarmita menuturkan masyarakat dapat segera memeriksakan diri kondisi kesehatan hewan peliharaannya ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) setiap kecamatan di provinsi yang secara historis pernah terjadi kasus rabies.

Ketut menambahkan puskeswan memberikan pelayanan vaksinasi massal secara gratis ."Masyarakat dapat memperoleh pelayanan vaksinasi rabies secara gratis," ujar Ketut kepada kabarbisnis.com usai Hari Rabies Sedunia di Kecamatan Cikembang, Kabupaten Sukabumi, kemarin.

Pengadaan vaksin rabies sebesar 1.366.700 dosis sambung Ketut menggunakan dana dekonsentrasi. Artinya, Kementan mengadakan vaksin atas permintaan pemerintah provinsi kemudian dialokasikan kepada pemerintah kabupaten yang membutuhkan.

"Untuk tahun ini Kementerian Pertanian memiliki alokasi vaksin sebanyak 142.980 dosis dan sudah mengirimkan 70.000 dosis untuk Bali, 20.000 untuk jabar, 5.000 untuk kalbar, 5.000 dosis untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan 5..000 dosis untuk Nias Selatan," bebernya.

Sebagai perbandingan saja, untuk kebutuhan tahun 2016 telah menganggarkan dana dekon sebanyak 1.194.160 dosis. Vaksin rabies ini, sambung Ketut merupakan produksi Pusvetma Surabaya.

"Vaksin ini telah didistribusikan ke Bali sebanyak 60.000 dosis, Kalimantan Barat 30.000, Daerah Khusus Ibu Kota 10.000, Bangka Belitung 2.000 dan Aceh 15.000," tuturnya.

Ketut mengingatkan rabies dapat menulari baik hewan maupun manusia.Virus ini tidak masuk ke sel darah, namun melalui simpul syaraf sehingga gilirannya menuju sasaran syaraf batang otak kecil dan besar. Perjalanannya membutuhkan waktu 26 jam setiap 1 centi meter.

Tinggi korban mempengaruhi cepat atau lambatnya perjalanan virus. "Kalau sudah sampai otak besar, mulai goyang. Takut sinar. Gerakan tidak terkontrol..akhirnya dia mengigau persis seperti anjing," terangnya.

Meski begitu Ketut mengatakan sikap tenang dan tidak perlu panik apabila hewan peliharaan ditenggarai tertular rabies.Menurutnya penyakit rabies murni berasal dari gigitan hewan.

"Andaikan terkena gigitan ,cuci cepat dengan sabun .Kemudian peras darahnya agar keluar. Setelah itu, segera bawa ke puskesmas," terangnya.

Adapun dengan hewan yang terjangkiti rabies dipastikan hewan tersebut dapat ditangkap petugas dari dinas kesehatan hewan dan tidak menulari hewan lainnya..Menurutnya hewan tersebut diobservasi selama 14 hari.

Apabila memang tertular maka hewan tersebut akan mati.Karenanya, kesadaran para pemilik hewan peliharaan sangat dibutuhkan untuk rutin memberikan vaksin anti rabies yang sudah cukup tersedia di puskesmas maupun dinas peternakan setempat.

Kasubdit Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan Direktorat Kesehatan Masyarakat Muhammad Sybli mengatakan pemberian vaksin rabies setahun sekali. Kemudian dilanjutkan di tahun berikutnya untuk menghindari resiko terkena rabies.

Sybli mengatakan pihaknya menyediakan vaksin anti rabies sebanyak 20.000 dosis untuk didistribusikan di Sukabumi.Adapun populasi anjingnya mencapai 17.000 ekor.Bagi petugas kesehatan, disediakan 200 keur dan sisanya dimanfaatkan untuk orang yang terkena gigitan.

Wakil Bupati Sukabumi Ajo Sarjono  mengatakan sejak 2008 hingga 2017 terdapat 96 korban terkena gigitan anjing yang terjangkiti rabies. Adapun tiga orang diantaranya meninggal dunia.Dari 47 kecamatan di Sukabumi, 10 diantaranya dikategorikan rawan rabies.kbc11

Bagikan artikel ini: