Selama Lebaran, pasokan listrik di Jatim dan Bali dipastikan aman

Jum'at, 13 April 2018 | 14:54 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memastikan pasokan listrik untuk periode Hari Raya Idulfitri 2018, terutama untuk wilayah Jawa Timur dan Bali telah siap dan mencukupi kebutuhan masyarakat di kedua wilayah tersebut.

Saat ini, pembangkit listrik di Jawa Timur dan Bali yang beroperasi dapat menghasilkan 9.301,6 megawatt (MW), sementara beban puncak sistem Jawa Timur-Bali mencapai 5.572,39 MW. Hal itu disampaikan di Area Pengaturan Beban (APB) Jawa Timur PT PLN, Kabupaten Sidoarjo, Kamis (12/4/2018).

Berdasarkan keterangan PT PLN (Persero) Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, rata-rata beban puncak tertinggi sekitar 3.800 MW.

"Jadi, cadangan listrik mencukupi," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resmi, Jumat (13/4/2018).

Perseroan, lanjut Agung, juga akan membangun proyek Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kiloVolt (kV) Surabaya-Grati. Jalur SUTET berada di lokasi rencana induk pengembangan Bandar Udara Juanda, sehingga PLN akan mengubahnya menjadi kabel bawah tanah (underground cable/UGC) 500 kV yang akan melintasi bandar udara.

"Maka itu, PLN memohon dukungan terkait pengesahan rencana induk Bandar Udara Juanda agar segera diselesaikan, sebagai dasar pengajuan izin penetapan lokasi UGC," ujar Agung.

Perseroan juga menyampaikan rencana APB Jawa Timur untuk melakukan pengalihan output Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 2 dan 3 Gresik dari 500 kV ke 150 kV.

Pengalihan output PLTGU ini dilakukan untuk meningkatkan pasokan Krian 1 dan 2, serta menambah daya mampu netto pembangkit 150 kV dengan memindahkan outlet 1 Gas Turbine (GT) Gresik dari 150 kV ke 500 kV. Hal tersebut dilakukan guna mencegah defisit pembebanan pada subsistem Krian 1 dan 2 di tahun 2019-2020.

Dengan memindahkan outlet 1 GT Gresik dari 500 kV ke 150 kV, maka penonaktifan beroperasi (reserve shutdown) pada PLTU Gresik 1 atau 2 dapat dilakukan. Dengan tidak beroperasinya pembangkit saat beban rendah, maka biaya operasi pembangkit otomatis menurun. Pada akhirnya, Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Pembangkit juga menyusut.

Pembebanan GT Gresik diproyeksi akan optimal pada 2018-2019. Selanjutnya, pembebanan akan turun menyesuaikan kebutuhan sistem setelah GITET 500 kV Waru atau GITET 500 kV Surabaya Selatan beroperasi atau akan dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan Jawa. kbc10

Bagikan artikel ini: