Ditugaskan impor beras tambahan, Buwas cek data produksi padi dulu

Kamis, 17 Mei 2018 | 19:52 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan izin impor beras tambahan sebanyak 500.000 ton kepada Perum Bulog yang harus dieksekusi paling lambat Juli 2018 mendatang. Izin impor ini dimaksudkan untuk menguatkan stok beras juga menjaga stabilitas harga.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengaku hingga saat ini belum mengetahui tersebut secara  pasti kendati Kemendag sudah menerbitkan izin impor. Menurutnya, impor tersebut akan dikaji dengan memperhitungkan angka produksi dan kebutuhan masyarakat terlebih dahulu.

 “Izinnya belum sampai ke saya. Saya pikir kami harus pelajari seandainya benar ada izin. Kan izin juga tidak harus langsung impor. Haru ada hitungan Produksi seperti apa kebutuhannya bagaimana,” ujar Buwas disela Rakernas Rapimnas DPP Persatuan Penggilingan Padi dan Perusahaan Beras (Perpadi) di Jakarta  Kamis (17/5/2018).

Menurut Buwas sampai saat ini Menteri Pertanian masih mengklaim produksi beras masih surplus. Karena itu, dia ingin Bulog bersama dengan Kementerian Pertanian menghitung produksi, sehingga wilayah yang mengalami surplus bisa dipetakan.

Buwas menambahkan dari izin impor sebanyak 500.000 ton tersebut, belum tentu semua bisa direalisasikan. “Kalau ternyata kita hanya butuh 100.000 ton, kenapa harus impor 500.000 ton. Kan itu belum tentu harus direalisasi. Nanti kan jadi beban Bulog,” tambah Buwas.

Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi mengatakan pihaknya belum menerima izin impor tersebut. “Barangkali ada izin, tanyakan saja ke pemerintah seperti apa,” ujar Andrianto.

Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimuso menilai keputusan Kemendag mengeluarkan izin imporberas tambahan sebanyak 500.000 ton semata mata untuk mengisi stok candangan pangan pemerintah. Sutarto memperkirakan impor beras 500.000 ton tersebut akan dikeluarkan Bulog  pada Desember 2018 atau di Januari 2019 ketika terjadi siklus  defisit beras.

Dia meragukan rencana impor beras 500.000 ton akan merusak harga beras petani yang saat masih panen raya. Pasalnya, meski saat ini harga gabah kering panen sudah berada dikisaran Rp 4.000 kg,namun utuk harga beras medium masih stabil tinggi yakni Rp 12.550 kg. Harga beras yang terjadi ini jauh dari patokan pemerintah sesuai  Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 9.450 kg.

Sebagai mitra kerja Perum Bulog , sambung Sutarto , pihaknya siap membantu Bulog guna mengisi stock cadangan pemerintah .Dengan kontrak khusus yang dibuat Perum Bulog, Perpadi komitmen menyalurkan beras berkisar 150.000 ton. Menurutnya dinamikan serapan  beras masih relatif stabil yang diperkirakan mencapai Agustus mendatang.kbc11

Bagikan artikel ini: