Bea masuk dibebaskan, ekspor Indonesia ke Australia bakal terkerek 20%

Jum'at, 7 September 2018 | 17:47 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia yang tertuang dalam Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) dinilai akan banyak menguntungkan Indonesia. Bahkan kerja sama ini diperkirakan akan mendongkrak ekspor produk Indonesia ke Negeri Kanguru hingga 20 persen.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), Imam Pambagyo mengatakan, Indonesia berpotensi besar untuk mendorong ekspor produk-produk pertanian melalui kerjasama ini. Contohnya, untuk komoditas mangga, pisang, durian dan salak.

Namun demikian, agar memberikan nilai tambah yang lebih besar, maka produk-produk tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga menjadi produk jadi bernilai tinggi.

"Kita ada mangga, pisang, salak, durian. Tidak lupa produk makanan olahan. Mungkin jual mangga glondongan nilainya tidak banyak. Jadi justru di sektor olahan, mangga jadi nilai tambah. Jadi produk olahannya di sektor pertanian," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (7/9/2018).

Sementara itu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, secara umum, produk-produk yang berpeluang meningkat ekspornya dengan adanya perjanjian kerjasama ini seperti kendaraan, produk obat-obatan, produk elektronik, dan produk olahan kayu.

"Ini sudah nol (bea masuk). Mereka (pengusaha Indonesia) sudah dapat, paling tidak 20 persen (ekspornya) akan naik," kata dia.

Selain ekspor, kerja sama ini juga diharapkan meningkatkan investasi asing asal Australia ke Indonesia. Hal serupa didapatkan Vietnam yang telah terlebih dulu membuat perjanjian kerjasama dengan Negeri Kanguru tersebut.

"Contohnya Vietnam, sebelum (perjanjian kerjasama diratifikasi, tapi investor Australia sudah banyak yang datang ke Vietnam. Dan kami tidak menutup kemungkinan dunia usaha perusahaan besar Indonesia yang investasi ke luar negeri. Ada beberapa yang sudah familiar dengan Australia. Seperti properti sudah besar di sana," tandas dia. kbc10

Bagikan artikel ini: