Buwas ingin stok beras BULOG akhir tahun capai 3 juta ton

Jum'at, 14 September 2018 | 23:25 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Dirut Perum BULOG Budi Waseso memasang target stok beras akhir tahun yang dapat dikelola institusinya mencapai 3 juta ton.Posisi beras di gudang BULOG  sebesar itu tentunya terbilang fantastis apabila dibandingkan tahun 2017 yang hanya berkisar 600.000 ton.

“Stok akhir beras BULOG di tahun 2018 dengan kondisi sangat minim (penyerapan beras dalam negeri red) seperti sekarang ada wilayah kekeringan)  tahun dengan kondisi kekeringan masih bisa akhir 3 juta ton.Ini prediksi kita,” ujar Dirut Perum BULOG Budi Waseso menjawab kabarbisnis.com usai melakukan sidak di Pasar Kramat Jati dan Pasar Beras Induk Beras Cipinang bersama Menteri Pertanian di Jakarta, Jumat (14/9/2018).

Posisi akhir stok beras sebesar 3 juta ton itu, sambung Buwas begitu mampu menstabilkan harga beras dalam negeri hingga menjelang musim panen rendeng bulan Maret 2019 mendatang.  BULOG , sambung Buwas, juga memerlukan untuk kebutuhan bansos rasta dan cadangan beras pemerintah .

Catatan BULOG menyebutkan kebutuhan operasi pasar dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) 2019 dibutuhkan kuantum beras sebanyak 1,2 juta ton. Adapun untuk kebutuhan untuk mengantisipasi kejadian bencana dan lainnya sebesar 300.000 ton.

Adapun bansos rasta 2019, BULOG mengusulkan dapat disalurkan kepada 14,2 juta keluarga penerima manfaat. Durasi penyaluran bansos rasta sebanyak 12 kali Setiap keluarga memperoleh alikasi 15 kilogram (kg) per bulan. Sementara hingga pekan kedua September 2017, penyaluran bansos rasta sebesar 958.873  ton atau 94% dari target.

Sayangnya pada kesempatan itu, Buwas tidak menjelaskan bagaimana strategi dan upaya BULOG untuk mengakumulasikan stok beras hingga akhir tahun sebesar 3 juta ton. Pasalnya data stok beras BULOG  per 10 September 2018 menyebutkan sebesar 2,32 juta ton , yakni  dari pengadaan impor sebesar 1,34 juta don . Sementara pengadaan dalam negeri jauh lebih rendah yakni hanya 958.000 ton.

Mengenai hal ini, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini menegaskan  pihaknya tetap berupaya melakukan penyerapan beras petani. Menurutnya kendati dibeberapa wilayah masih paceklik, masih ada panen di spot tertentu misalnya di Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur juga sebagian Sumatera.”Sebanyak mungkin kita serap. Artinya kita punya stok beras,” terangnya.

Dalam kesempatan sebelumnya, Buwas mengatakan saat ini BULOG masih dapat melakukan beras petani sebesar 4.000-5000 ton per hari. Tentunya, volume beras sebesar itu jauh lebih kecil  dibandingkan musim rendeng ,catatan kabarbisnis.com, BULOG pernah  melakukan pengadaan beras petani hingga lebih dari 25.000 ton per hari.

Namun, Buwas yang juga pernah menjadi Kabareskrim Polri ini juga mengaklaim beras impor yang dijadikan CBP sebesar 1,34 juta ton tersebut belum dikeluarkan BULOG. Hasil Rapat Koordinasi Terbatas Menko Perekonomian mengizinkan Perum BULOG mengimpor beras sebesar 1,8 juta ton.

Menurutnya penyaluran beras dalam negeri tahun 2018 baik kebutuhan OP dan CBP berasal dari beras petani.BULOG, kata Buwas membeli beras petani,dengan menggunakan fleksibelitas harga Rp 8.030 per kilogram (kg), atau 10% diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) .

Adapun untuk penyaluran kebutuhan operasi pasar (OP) massif  kurang dari 2.000 ton dari yang ditargetkan sebesar 15.000 ton per hari. “Harga beras masih relatif normal.Hal ini menunjukan pasokan beras dari petani masih mencukupi kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. kbc11

Bagikan artikel ini: