Transaksi tembus Rp4 triliun, Bukalapak pertimbangkan IPO

Jum'at, 28 September 2018 | 13:41 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid menyatakan masih terus menganalisis segala kemungkinan untuk bisa melakukan penawaran umum perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hal itu tak terlepas dari prestasi Bukalapak yang berhasil menembus transaksi atau gross merchandise value (GMV) sebesar Rp 4 triliun per bulan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Fajrin menjelaskan bahwa pihaknya bakal memikirkan segala dampak yang mungkin terjadi jika Bukalapak memutuskan untuk IPO.

"Kita thinking, jadi kita enggak bilang bahwa oke kita mau IPO tapi kita sedang menganalisis dampaknya itu. Paling cepat sih kayaknya tahun depan (analisisnya)," ujar Fajrin di kantor Bukalapak, Kamis (27/9/2018).

Namun demikian, Fajrin memastikan bahwa Bukalapak sudah siap dengan segala persyaratan yang dibutuhkan untuk IPO. Salah satunya dengan mempersiapkan laporan keuangan selama tiga tahun terakhir.

"Tetapi untuk kebutuhan itu pun kita sudah mulai siapkan, contoh kalau mau IPO kan harus ada audited financial report tiga tahun terakhir nah itu kita sudah siap dari kemarin-kemarin," jelas dia.

Kinerja Bukalapak yang terus tumbuh menjadi salah satu faktor mengapa rencana IPO tersebut diapungkan. Target dari investor, yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) untuk mencapai GMV 4 miliar dollar AS atau setara Rp 56 triliun pada akhir tahun juga menjadi pendorong Bukalapak untuk IPO.

Oleh sebab itu, Bukalapak mesti memperoleh GMV per bulan dengan rata-rata sebesar Rp 4,7 triliun. Salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan memperbanyak mitra Bukalapak di warung-warung tradisional.

Saat ini Bukalapak memiliki lebih dari 300.000 mitra dan 4 juta pelapak. "Mitra Bukalapak sendiri saat ini telah berkontribusi terhadap 20 persen GMV," pungkas Fajrin. kbc10

Bagikan artikel ini: