Sering naikkan suku bunga acuan di 2018, ini alasan BI

Senin, 3 Desember 2018 | 17:22 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank Indonesia (BI) menyatakan tahun ini telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 175 basis poin (bps). Langkah itu dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat atau Fed Fund Rate (FFR) pada Desember mendatang dan Maret 2019.

"Tahun depan The Fed diprediksi naikkan FFR sebanyak tiga kali. Hanya saja melihat pasar akhir-akhir ini, kenaikan FFR mungkin dua kali pada Desember dan Maret 2019, dengan total kenaikannya sebesar 50 bps," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam CEO Network di Jakarta, Senin (3/12/2018).

Lebih lanjut, kata dia, kondisi perekonomian Eropa pun tengah dalam tahap normalisasi. Hal itu, kata Perry, akan diikuti dengan kenaikan suku bunga oleh European Central Bank (ECB), paling cepat pertengahan tahun depan.

"Hal-hal seperti itu sudah kita perhitungkan setiap lakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan. Kita sudah perhatikan semua itu dalam ambil keputusan," tegas Perry.

Maka, ia belum bisa memutuskan, apakah tahun depan BI akan kembali menaikkan suku bunga acuannya atau tidak. Alasannya, bank sentral harus melihat dahulu bagaimana kondisi tahun depan, terutama terkait kondisi dalam negeri.

"Kalau dinaikkan suku bunga (acuan) bukan berarti ketat. Melainkan untuk dukung pertumbuhan ekonomi," ujar Perry.

Pada kesempatan tersebut, dirinya juga memproyeksikan defisit neraca transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) tahun ini di bawah tiga persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara tahun depan, ia optimis CAD turun ke 2,5 persen.

Maka agar target itu tercapai, Perry mengatakan kebijakan moneter BI preemptive untuk menjaga stabilitas nilai tukar, inflasi, dan CAD. "Koordinasi juga akan terus kita lakukan," katanya. kbc10

Bagikan artikel ini: