PTDI bakall bikin pesawat komersial berkapasitas 50 kursi

Rabu, 9 Januari 2019 | 18:37 WIB ET

BANDUNG, kabarbisnis.com: PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berencana memproduksi pesawat kelas sedang. Pesawat ini berkapasitas angkut 50 kursi penumpang untuk melayani kebutuhan penerbangan komersial di Indonesia dan dunia. Saat ini, PTDI tengah menyelesaikan test uji coba untuk pesawat N219 Nurtanio.

Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengutarakan, akhir tahun ini proses tes dan sertifikasi diharapkan selesai sehingga bisa mulai diproduksi massal. Bila proses sertifikasi N219 selesai, pihaknya akan melanjutkan melakukan pengembangan pesawat lebih besar berkapasitas 50 penumpang.

“Kalau ini (N219) sudah beres, tahun ini kita bisa naik ke yang 50 penumpang atau N45,” kata Elfien di Bandung, Rabu (9/1/2019).

Menurut dia, untuk pengembangan pesawat ini, pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah pusat untuk menunjuk lembaga atau instansi yang akan bekerjasama dengan PTDI. Sebagai contoh, untuk pengembangan N219, pengembangannya dilakukan PTDI dan Lapan.

“Kita masih menunggu siapa yang akan diberikan tugas oleh negara untuk membantu proyek ini. Kalau N219 dengan Lapan, kami berhadap bisa dengan Lapan lagi,” beber dia.

Kendati belum ada kepastian bekerja sama dengan instansi mana, namun konsep dasar dari pengembangan pesawat 50 penumpang sudah mulai digarap. Sehingga ketika telah disetujui, proses selanjutnya penguatan teknologi hingga pembuatan prototipe.

Ketika disinggung soal market pesawat 50 penumpang, Elfien mengaku pasar pesawat ini cukup bagus. Nantinya, pesawat 50 penumpang sebagai penyambung dari pesawat kecil N219 yang saat ini sedang dikembangkan PTDI.

Pengembangan pesawat N50, dipastikan menjadi momen penting. Karena pada masa BJ Habibie, Indonesia dibawah IPTN (PTDI) pernah berhasil membuat dua prototipe pesawat berpenumpang 50-70 orang. Sayangnya, proyek tersebut mandeg setelah Indonesia mengalami krisis moneter pada 1997. Pesawat bernama N250 Gatotkaca tak pernah diproduksi massal setelah terbang perdana pada 1995. kbc10

Bagikan artikel ini: