Darmin akui Indonesia jadi pengimpor gula terbesar dunia

Rabu, 9 Januari 2019 | 19:52 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution membenarkan Indonesia menjadi pengimpor gula terbesar di dunia. Namun, impor gula tersebut dilakukan untuk kebutuhan industri bukan konsumsi dalam negeri.

"Itu gula industri lho, kita tidak mengimpor gula konsumsi," kata Darmin di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, di Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Darmin menuturkan impor gula mentah atau rafinasi bagi kebutuhan industri dilakukan atas rekomendasi Kementerian Perindustrian. Hal tersebut kemudian diputuskan dalam rapat koordinasi lintas kementerian/lembaga.

"Iya itu impornya melalui perindustrian, rekomendasinya dia," imbuhnya.

Sepanjang 2018, pemerintah menetapkan kuota impor gula rafinasi sebesar 3,6 juta ton. Sedangkan kuota impor gula rafinasi 2017 mencapai 1,1 juta ton. Meski demikian, kata Darmin impor gula untuk kebutuhan industri tahun ini belum diputuskan sama sekali.

"Tahun ini kita belum ada sama sekali, belum," imbuhnya.

Sementara itu, ekonom Faisal Basri menyebut Indonesia mendadak menjadi pengimpor gula terbesar di dunia menjelang pemilu 2019. Hal ini dikhawatirkan menjadi ladang praktik para rente.

"Impor gula rafinasi membanjir dan pemburu rente meraup triliunan rupiah. Mengapa semua diam?" kata Faisal dalam akun twitternya @FaisalBasri pada Rabu (9/1/2019).

Menurutnya, harga eceran gula di Indonesia bisa mencapai 2,4-3,4 kali lebih mahal dari harga gula dunia. Jumlah itu tercatat sepanjang Januari 2017-November 2018. Impor besar-besaran ini lanjutnya, akan memperburuk defisit necara perdagangan.

"Praktik rente gila-gilaan seperti ini berkontribusi memperburuk defisit perdagangan," tambah dia.

Berdasarkan data yang dibagikan Faisal dalam akun twitternya, Indonesia tercatat sebagai negara pengimpor gula tertinggi pada 2017-2018 dengan jumlah 4,45 juta ton. Selanjutnya, Tiongkok berada di posisi kedua dengan mengimpor gula sebesar 4,2 juta ton. Kemudian posisi ketiga ialah Amerika Serikat sebesar 3,11 juta ton, disusul Uni Emirat Arab sebesar 2,94 juta ton dan terendah Arab Saudi yang sebesar 1,4 juta ton. kbc10

Bagikan artikel ini: