Ada 2.070 startup di Indonesia, tiga sektor ini paling banyak

Selasa, 12 Maret 2019 | 06:50 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Hingga Februari 2019, jumlah usaha rintisan atawa startup di Indonesia tercatat mencapai 2.070 startup dengan pertumbuhan tertinggi di tiga sektor yaitu on-demand services, financial technology (fintech) dan e-commerce.

Hal ini terungkap dalam Regional Investment Forum (RIF) 2019 yang digelar Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan mengusung tema Indonesias Digital Drive: Utilizing Digital Technology in Developing Regional and Tourism Investment Opportunities. Tema ini sesuai dengan perkembangan industri digital yang cukup signifikan beberapa tahun terakhir.

Tingginya angka pertumbuhan startup ini mendorong BKPM untuk mengubah konsep RIF tahun ini menjadi berbeda, yaitu mengundang para perusahaan rintisan (startup). Setidaknya, ada 250 startup yang hadir dalam perhelatan ini.

"Kami apresiasi upaya pemerintah pusat untuk memfasilitasi pertemuan start-up dengan daerah, Jawa Timur sendiri siap untuk bekerjasama dengan start-up yang dapat berdampak positif bagi perekonomian daerah," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak melalui keterangan resmi, Senin (11/3/2019).

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, ekonomi digital merupakan salah satu sektor yang menyelamatkan laju investasi internasional tanah air. Pesatnya perkembangan ekonomi digital di beberapa sektor mengubah pola usaha dari offline menjadi online dan mengalami pertumbuhan sangat signifikan.

"Tahun lalu, laju global FDI turun di kisaran 20 persen, akhir tahun ini hingga awal tahun ini kita sudah melihat investasi mulai kenceng lagi. Terima kasih atas kerja keras Menkominfo, ekonomi digital kita tumbuh dengan sangat pesat," kata Thomas.

Menurutnya, salah satu sektor yang sangat terbantu dengan maraknya ekonomi digital adalah sektor pariwisata. Pariwisata menjadi salah satu mesin bagi penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menambahkan bahwa investasi yang masuk dari pariwisata saat ini tidak hanya hotel dan restoran. "Air BnB itu merupakan salah satu dampak dari ekonomi digital yang semakin memudahkan investasi di sektor pariwisata," jelasnya.

Sementara Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Soegeng menambahkan bahwa pendekatan yang ditempuh BI dalam menghadapi perkembangan ekonomi digital adalah menjaga keseimbangan antara upaya menggali inovasi dan menjaga stabilitas.

"Dalam upaya menggali inovasi, BI akan mendorong promosi inovasi dalam ekonomi digital, menyediakan ekosistem yang mendukung pengembangan ekonomi digital, dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekonomi digital," lanjutnya.

Soegeng menilai bahwa dalam menjaga stabilitas, BI akan mendorong stabilitas ekonomi tetap terjaga, mencegah tindak Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APUPPT), dan mendorong perlindungan konsumen. kbc10

Bagikan artikel ini: