Pemerintah was-was subsidi elpiji 3 Kg terus membengkak

Rabu, 26 Juni 2019 | 08:00 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Pemerintah terus mewaspadai dan memantau terjadinya lonjakan subsidi elpiji 3 Kilogram (Kg) pada 2020. Pasalnya, berdasarkan catatan pemerintah sejak 2017 realisasi penerimaan subsidi selalu membengkak lantaran penerimannya tidak tepat sasaran.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Suahasil Nazara mengatakan, kuota elpiji 3 kg bersubsidi pada 2017 ditetapkan sebanyak 6,2 juta ton sementara realisasinta tembus 6,31 juta ton. Pada 2018 juga mengalami kenaikan dari 6,45 juta ton menjadi 6,53 juta ton.

"Elpiji tabung 3 kg ini (konsumsinya) meningkat terus karena diperjualbelikan secara bebas. Konsumsi per tahun naik sekitar 5,5 persen," kata dia dalam rapat panja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Suahasil mengatakan, salah satu penyebab terjadinya pembengkakan tersebut karena distribusi tabung elpiji tersebut sangat terbuka. Jadi, siapa saja bisa membeli termasuk orang berkategori mampu.

"Dia bisa dibeli oleh golongan masyarakat manapun. Bahkan kelompok 10 persen paling kaya itu pun masih bisa beli tabung elpiji 3 kg. Ini yang kadang-kadang kita sebut bocor, artinya dinikmati bukan oleh yang berhak," ujar dia.

Untuk itu, langkah paling tepat untuk menekan agar tidak terjadi pembengkakan yakni dengan membenahi mekanisme pendistribusian elpiji bersubsidi tersebut. Dengan begitu diharapkan penerimaan subisidi elpiji menjadi tepat sasaran.

"Beberapa mekanisme telah diujicoba termasuk menggunakan sistem geometrik, e-voucher, dan ujicoba oleh beberapa kementerian lembaga di pemerintah. Teknologinya ada, bisa digunakan," pungkasnya.

Sebelumnya, Pemerintah akan menerapkan penyaluran subsidi Liqufied Petroleum Gas (LPG) secara tertutup pada 2020, sebelumnya metode tersebut telah diuji coba Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, dalam pelaksaan penyaluran subsidi secara tertutup terjadi perubahan mekanisme penyaluran subsidi.

Nantinya subsidi tidak dimasukan langsung ke dalam harga LPG Kilo gram (Kg) seperti saat ini, tetapi diberikan langsung ke masyarakat yang berhak mendapatkan.

"Yang penting masyarakat (tetap) dapat uang subsidi," kata Djoko.

Djoko melanjutkan, subsidi yang diberikan ke masyarakat berupa uang elektronik yang dimasukan ke dalam kartu. Kartu tersebut akan diisi saldo dengan besaran nominal yang telah ditentukan. Rencananya, penerapan perubahan mekanisme penyaluran subsidi ini akan dilakukan pada tahun depan.

Menurutnya, penerapan penyaluran subsidi tertutup diterapkan secara bertahap, hal ini mengikuti metode penerapan konversi minyak tanah ke LPG 3 kg. kbc10

Bagikan artikel ini: