Coca-Cola resmikan lini produksi ASSP di pabrik Pasuruan senilai US$ 24 juta

Rabu, 2 Oktober 2019 | 20:00 WIB ET

PASURUAN, kabarbisnis.com: Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) meresmikan lini produksi Affordable single Serve Packaged (ASSP) kedua senllai US$ 24 Juta di pabrik Pasuruan, Jawa Timur. Sejak tahun 2014, Amatil Indonesia telah menginvestaslkan Ieblh US$ 379 juta (Rp 5,51 triliun) dengan meresmikan fasllltas baru komltmen investasi dan bertumbuh di Indonesia. Termasuk  22 jalur produksl di seluruh operasi, Sumatera Selatan, Sumatera Utara. 

Peresmian fasilitas ASSP kedua di Pabrik Pandaan Pasuruan setelah pabrlk Cikedokan, Jawa Barat dilakukan Group Managing Director Coca Cola Amatll Group (Amatll), Alison Watkins, dan Preslden Direktur Amatil Indonesia, Kadir Gunduz bersama Direktur Jendral Industri Agro, Abdul Rochim serta Wahid Wahyudi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Jatim, Drajat Irawan Kepala Disperindag Provinsi Jatim.

Preslden Direktur Amatll Indonesia Kadir Gunduz mengatakan investasi baru di Pabrik Pandaan untuk mengembangkan sekaligus memperluas jangkauan pemasaran Amatil Indonesia. Dengan teknologi baru, produk yang dihasilkan juga lebih tahan lama. 

“Dengan ASSP lini baru ini mendukung Amatil Indonesia memasok plastik ringan berkualitas tinggi dengan lapisan kaca yang akan meningkatkan daya tahan kemasan sebanyak 260 juta botol setiap tahunnya di seluruh Jawa dan Indonesia Timur, termasuk Ball dan Kepulauan Timur, Sulawesi, Kalimantan Timur dan Kallmantan Selatan,” katanya dalam keterangannya kepada media usai peresmian.

Kadir Gunduz menambahkan pabrik Pandaan Pasuruan ini selain Jawa Timur untuk melayani kebutuhan di kalimantan, Sulawesi dan kawasan  Indonesia Timur. Dengan teknologi ASSP, mampu menghasilkan botol yang lebih tipis dengan kualitas terbaik, lebih tahan lama.

Sementara Group Managing Director Coca Cola Amatll Group (Amatll), Alison Watkins menambahkan pihaknya komitmen recycle can dan botol plastik. Salah satu caranya dengan penggunaan teknologi line ASSP ini bisa mengurangi bahan baku plastik lebih sedikit karena yang digunakan plastik tipis namun tahan lama.

“Ini sejalan dengan komitmen Coca Cola Amatll Group 2030 dimana targetnya 100 persen packaging bisa recycle. Contoh di Indonesia, botol Ades dan Frestea bahan plastiknya berbeda, lebih ringan bahkan teringan di dunia namun tahan lama dengan kualitas tinggi,” jelasnya.

Saat ini, Jawa 'nmur memberikan kontribusl sebesar 30 persen darl total produksl Amatll Indonesia secara nasional melalui pabrik Pasuruan yang menaungl tujuh llnl produksl. Total produksl dl pabrik Pasuruan akan meningkatkan hasll produksl yang slgnlflkan sebesar 130.000 preform /jam, serta kapasitas penyimpanan produk sebanyak 40,3 juta botol dan 7.100 palet prefom

Kadir Gunduz menambahkan jalur ASSP terbaru dibangun untuk membantu Amatll Indonesia dalam melayanl pasar yang terus bertumbuh di Indonesia timur, bersama fasilitas yang dlresmlkan pada tahun 2017, Mega Distribution Centre (Mega DC) dan pabrik Preform dengan total lnvestasl US$ 68 juta.

“Lini ini menghasllkan botol plastik yang lebih ringan dan berkualltas tlnggl dengan lapisan kaca khusus untuk meningkatkan daya tahan dan menjaga kesegaran. Dengan kapasltas 260 juta botol per tahun, linl ASSP dapat menghasllkan banyak kemasan dengan kecepatan leblh cepat dan di saat yang sama mengurangl jumlah plastlk."

Wahid Wahyudi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Jatim mendukung langkah CCAI menambah lini mesin ASSP di Pabrik Pandaan.  Potensi Jatim sangat besar dan pilihan tepat  memperbesar produksi, tidak hanya untuk pasar Jatim juga nasional.

“ Dengan penduduk 40 juta serta posisi Jatim sebagai pusat aktivitas ekonomi di indonesa Timur. 60 persen kebutuhan pokok provinsi Indonesia Timur dari Jatim dengan pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. pada Semester I 2019, ekonomi Jatim tumbuh 5,07 persen, perdagangan surplus Rp 23,32 triliun,” ujarnya.

Sementara Direktur Jendral Industri Agro, Abdul Rochim mengatakan investasi  PMA dibidang agro sebesar US$ 875,14 juta, untuk makanan dan minuman sebesar 36,20 persen. Sektor mamin potensi masih sangat besar didukung potensi pasar yang terbuka luas.

“Saya apresiasi CCAI yang menambah lini produksi karena berdampak pada penyerapan tenaga kerja, memajukan industri dan berkontribusi pada ekonomi Jatim termasuk nasional,” jelasnya. kbc5

Bagikan artikel ini: