Coca-Cola gelar Coke Kicks di tujuh kota besar Indonesia
SURABAYA, kabarbisnis.com: Coke Kicks 2019 kembali menyapa Kota Surabaya. Event tahunan yang didukung oleh Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) diikuti oleh 32 pelatih, 224 pemain dari 16 tim atau SSB se-Surabaya. Kali ini digelar di Lapangan SIER, Rungkut, Surabaya 16-17 Desember 2019.
Tak hanya pembinaan karakter mental sportif dan fair play, Coke Kicks kini menekankan kesetaraan gender dalam pembinaan sepak bola kelompok umur atau grassroot. Kepelatihan melibatkan para pelatih SSB kelompok usia dini yang digelar dalam dua sesi, yakni teori dalam ruangan yang bertempat di Wisma SIER dan praktek di lapangan SIER Rungkut.
Armytanti Hanum Kasmito, Regional Corporate Affairs Manager East Indonesia Coca Cola Amatil Indonesia mengatakan, kalau selama ini sepakbola hanya diikuti laki-laki saja, dalam event kali ini justru ingin menekankan kesetaraan gender dalam pembinaan sepak bola kelompok umur atau grassroot.
“Coke Kicks kali ini sudah masuk tahun ke 9 secara rutin digelar tiap tahunnya. Sudah 17 ribu pesepakbola usia muda yang mengikuti juga 1.700 pelatih. Harapannya para pesepakbola muda dan pelatih ini bisa menjadi pemain masa depan termasuk pelatih yang punya lisensi,” jelas Army disela pembukaan Coke Kicks 2019 di Lapangan SIER Rungkut.
Coke Kcks digelar disejumlah kota di antaranya Lampung, Padang, Semarang, Sumedang dan Surabaya. Untuk peserta, CCAI bekerjasama dengan Askot PSSI, dimana merekalah yang lebih paham SSB mana yang berhak ikut dalam Coke Kicks.
“Untuk peserta tidak masalah, justru banjir peminatnya. Usia pesepakbola dari 13-17 tahun. Karena menekankan kesetaraan gender, ada juga pemain bola wanita yang ikut dalam Coke Kicks. Jebolan Coke Kicks ada yang sudah main di timnas, termasuk pelatihnya kini menjadi pelatih yang punya lisensi,” jelasnya.
Untuk diketahui, klinik kepelatihan yang sudah berjalan sembilan tahun ini disponsori oleh Coca-Cola Amatil Indonesia berkolaborasi dengan ASA Foundation dan Askot PSSI Surabaya. Tak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, event pelatihan profesional sepak bola grassroots ini bersifat rekreatif, namun diselingi dengan edukasi dan pembentukan karakter dan mental anak.
“Nantinya, diharapkan anak-anak tidak hanya menjadi pribadi berkualitas di atas lapangan tapi juga lingkungan sosial mereka,” ujar Army.
Edukasi juga diberikan bagi pelatih agar bisa juga dibagikan dan ditularkan kepada masyarakat umum. Ada sejumlah materi seperti cara menjalin komunikasi yang baik antara pelatih dengan pemain maupun stakeholder. Tak lupa pemberian materi latihan yang fun dan tidak membosankan bagi anak-anak, namun tetap memberikan coaching point pada teknik dasar mengolah kulit bundar.
“Pelatih juga mendapatkan asesmen atau penilaian khusus dari seluruh rangkaian kegiatan yang diikuti sejak hari pertama. Pasalnya di hari penutupan akan diberikan penghargaan pelatih terbaik.”
Untuk kesempatan di Surabaya ini diikuti oleh Kelompok Usia 13 Tahun dengan jumlah kuota 14 orang pemain dan dua pelatih dari 16 Tim Anggota ASKOT Surabaya. Pelatih peserta didampingi dua pelatih fasilitator yang cukup berpengalaman dari ASA (Asian Soccer Academy). Sedianya, event ini juga melibatkan Instruktur pelatih asal Inggris sekaligus eks pemain Liga Inggris Southampton, Lee Hawkins. Hanya saja yang bersangkutan berhalangan hadir di Surabaya. kbc9
Bos SIG Raih The Best CEO di Ajang Top BUMN Awards 2023
Siap-siap! Penyatuan NIK Jadi NPWP Berlaku Penuh Mulai Pertengahan 2024
SIG Raih Apresiasi Marketeer of the Year 2023
Domscorner Berdayakan UMKM hingga Warga Lokal via Marketplace Produk Fesyen
Ketua DK LPS: Transformasi dan Penambahan Mandat untuk Penguatan Peran dan Fungsi LPS